<< Renungan Harian Minggu, 22 Juni 2014 >>
Renungan Harian '''
Juni 2014
<< Renungan Harian Minggu, 22 Juni 2014 >>
Doa : Hal berdoa (Matius 6:5-15)
-------------------------
Judul: Salah
Baca: Yohanes 8:1-11
Anats: Yohanes 8:11B
Bacaan Alkitab Setahun :
Ayub 30-33
--------------------------
Bacaan Alkitab : Yohanes 8:1-11
(1) tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun. (2) Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. (3) Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. (4) Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. (5) Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?" (6) Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. (7) Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (8) Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. (9) Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. (10) Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" (11) Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
--------------------------
Ayat Nats : Yohanes 8:11B
(11B) "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
----------------------------
Tampilan cetak
Minggu, 22 Juni 2014
Bacaan : Yohanes 8:1-11
Setahun : Ayub 30-33
Nats : Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan mulai sekarang, jangan berbuat dosa lagi. (Yohanes 8:11b)
SALAH
Ada pengalaman yang sangat berkesan ketika saya kuliah. Seorang kakak angkatan mengajak saya bergabung dalam pelayanan dengan menjadi pengurus organisasi. Saya ragu karena merasa tidak mampu. Ia menjelaskan, inilah kesempatan untuk belajar tanpa harus takut salah. Ada kakak-kakak pembimbing dan kalau pun kita berbuat salah, orang akan mengampuni. Suatu kesempatan yang langka dan berharga. Kalimatnya itu meyakinkan saya untuk bergabung.
Pengalaman itu memberikan gambaran sekilas tentang intisari Injil Yesus Kristus. Kita memang bersalah dan berdosa, tetapi Allah mengampuni kita melalui karya Yesus. Bukan hanya nanti dalam kekekalan, tapi sejak saat ini. Dalam hidup sekarang ini. Berita ini begitu kuat dan indah digambarkan dalam kisah pengampunan pada perempuan yang berzinah.
Perempuan ini tertangkap berzinah. Suatu tindakan yang jelas salah. Orang pun membawanya ke hadapan Yesus agar ia dihukum. Perempuan itu tampak sadar akan kesalahannya sehingga ia tidak protes. Tetapi, sungguh mengagetkan, Yesus justru mengampuninya dan mengajak orang memeriksa diri. Bisa dibayangkan betapa lega perasaan sang perempuan. Pasti ia termotivasi hidup secara berbeda sesudahnya.
Kita masing-masing pasti juga pernah (sering?) berbuat salah. Dalam Yesus, kita diajak untuk saling mengampuni. Untuk tidak mengejar pembalasan dan penghukuman. Juga untuk mengampuni diri sendiri dan hidup dalam pertobatan. Itulah penghayatan akan Injil Yesus Kristus. --Alison Subiantoro /Renungan Harian
TUHAN SUDAH MENGAMPUNI KITA, DAN KITA DIPANGGIL UNTUK
MENGAMPUNI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN.
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian tanpa seizin penerbit (Yayasan Gloria)
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/renungan.harian/
---------------------------------------------------------------
Bacaan Alkitab Setahun :
Ayub 30-33
Ayub 30
Sengsara yang dialami
(1) "Tetapi sekarang aku ditertawakan mereka, yang umurnya lebih muda dari padaku, yang ayah-ayahnya kupandang terlalu hina untuk ditempatkan bersama-sama dengan anjing penjaga kambing dombaku. (2) Lagipula, apakah gunanya bagiku kekuatan tangan mereka? Mereka sudah kehabisan tenaga, (3) mereka merana karena kekurangan dan kelaparan, mengerumit tanah yang kering, belukar di gurun dan padang belantara; (4) mereka memetik gelang laut dari antara semak-semak, dan akar pohon arar menjadi makanan mereka. (5) Mereka diusir dari pergaulan hidup, dan orang berteriak-teriak terhadap mereka seperti terhadap pencuri. (6) Di lembah-lembah yang mengerikan mereka harus diam, di dalam celah-celah tanah dan sela-sela gunung; (7) di antara semak-semak mereka meraung-raung, mereka berkelompok di bawah jeruju; (8) mereka itulah orang-orang bebal yang tak dikenal, yang didepak dari negeri. (9) Tetapi sekarang aku menjadi sajak sindiran dan ejekan mereka. (10) Mereka mengejikan aku, menjauhkan diri dari padaku, mereka tidak menahan diri meludahi mukaku, (11) karena tali kemahku telah dilepaskan Allah dan aku direndahkan-Nya, dan mereka tidak mengekang diri terhadap aku. (12) Di sebelah kananku muncul gerombolan, dikaitnya kakiku, dan dirintisnya jalan kebinasaan terhadap aku; (13) mereka membongkar jalanku dan mengusahakan kejatuhanku; tidak ada yang menghalang-halangi mereka. (14) Seperti melalui tembok yang terbelah lebar mereka menyerbu, mereka datang bergelombang di tengah-tengah keruntuhan. (15) Kedahsyatan ditimpakan kepadaku; kemuliaanku diterbangkan seperti oleh angin, dan bahagiaku melayang hilang seperti awan. (16) Oleh sebab itu jiwaku hancur dalam diriku; hari-hari kesengsaraan mencekam aku. (17) Pada waktu malam tulang-tulangku seperti digerogoti, dan rasa nyeri yang menusuk tak kunjung berhenti. (18) Oleh kekerasan yang tak terlawan koyaklah pakaianku dan menggelambir sekelilingku seperti kemeja. (19) Ia telah menghempaskan aku ke dalam lumpur, dan aku sudah menyerupai debu dan abu. (20) Aku berseru minta tolong kepada-Mu, tetapi Engkau tidak menjawab; aku berdiri menanti, tetapi Engkau tidak menghiraukan aku. (21) Engkau menjadi kejam terhadap aku, Engkau memusuhi aku dengan kekuatan tangan-Mu. (22) Engkau mengangkat aku ke atas angin, melayangkan aku dan menghancurkan aku di dalam angin ribut. (23) Ya, aku tahu: Engkau membawa aku kepada maut, ke tempat segala yang hidup dihimpunkan. (24) Sesungguhnya, masakan orang tidak akan mengulurkan tangannya kepada yang rebah, jikalau ia dalam kecelakaannya tidak ada penolongnya? (25) Bukankah aku menangis karena orang yang mengalami hari kesukaran? Bukankah susah hatiku karena orang miskin? (26) Tetapi, ketika aku mengharapkan yang baik, maka kejahatanlah yang datang; ketika aku menantikan terang, maka kegelapanlah yang datang. (27) Batinku bergelora dan tak kunjung diam, hari-hari kesengsaraan telah melanda diriku. (28) Dengan sedih, dengan tidak terhibur, aku berkeliaran; aku berdiri di tengah-tengah jemaah sambil berteriak minta tolong. (29) Aku telah menjadi saudara bagi serigala, dan kawan bagi burung unta. (30) Kulitku menjadi hitam dan mengelupas dari tubuhku, tulang-tulangku mengering karena demam; (31) permainan kecapiku menjadi ratapan, dan tiupan serulingku menyerupai suara orang menangis."
Ayub 31
Sekali lagi Ayub mengaku tidak bersalah
(1) "Aku telah menetapkan syarat bagi mataku, masakan aku memperhatikan anak dara? (2) Karena bagian apakah yang ditentukan Allah dari atas, milik pusaka apakah yang ditetapkan Yang Mahakuasa dari tempat yang tinggi? (3) Bukankah kebinasaan bagi orang yang curang dan kemalangan bagi yang melakukan kejahatan? (4) Bukankah Allah yang mengamat-amati jalanku dan menghitung segala langkahku? (5) Jikalau aku bergaul dengan dusta, atau kakiku cepat melangkah ke tipu daya, (6) biarlah aku ditimbang di atas neraca yang teliti, maka Allah akan mengetahui, bahwa aku tidak bersalah. (7) Jikalau langkahku menyimpang dari jalan, dan hatiku menuruti pandangan mataku, dan noda melekat pada tanganku, (8) maka biarlah apa yang kutabur, dimakan orang lain, dan biarlah tercabut apa yang tumbuh bagiku. (9) Jikalau hatiku tertarik kepada perempuan, dan aku menghadang di pintu sesamaku, (10) maka biarlah isteriku menggiling bagi orang lain, dan biarlah orang-orang lain meniduri dia. (11) Karena hal itu adalah perbuatan mesum, bahkan kejahatan, yang patut dihukum oleh hakim. (12) Sesungguhnya, itulah api yang memakan habis, dan menghanguskan seluruh hasilku. (13) Jikalau aku mengabaikan hak budakku laki-laki atau perempuan, ketika mereka beperkara dengan aku, (14) apakah dayaku, kalau Allah bangkit berdiri; kalau Ia mengadakan pengusutan, apakah jawabku kepada-Nya? (15) Bukankah Ia, yang membuat aku dalam kandungan, membuat orang itu juga? Bukankah satu juga yang membentuk kami dalam rahim? (16) Jikalau aku pernah menolak keinginan orang-orang kecil, menyebabkan mata seorang janda menjadi pudar, (17) atau memakan makananku seorang diri, sedang anak yatim tidak turut memakannya (18) malah sejak mudanya aku membesarkan dia seperti seorang ayah, dan sejak kandungan ibunya aku membimbing dia ; (19) jikalau aku melihat orang mati karena tidak ada pakaian, atau orang miskin yang tidak mempunyai selimut, (20) dan pinggangnya tidak meminta berkat bagiku, dan tidak dipanaskannya tubuhnya dengan kulit bulu dombaku; (21) jikalau aku mengangkat tanganku melawan anak yatim, karena di pintu gerbang aku melihat ada yang membantu aku, (22) maka biarlah tulang belikatku lepas dari bahuku, dan lenganku dipatahkan dari persendiannya. (23) Karena celaka yang dari pada Allah menakutkan aku, dan aku tidak berdaya terhadap keluhuran-Nya. (24) Jikalau aku menaruh kepercayaan kepada emas, dan berkata kepada kencana: Engkaulah kepercayaanku; (25) jikalau aku bersukacita, karena kekayaanku besar dan karena tanganku memperoleh harta benda yang berlimpah-limpah; (26) jikalau aku pernah memandang matahari, ketika ia bersinar, dan bulan, yang beredar dengan indahnya, (27) sehingga diam-diam hatiku terpikat, dan menyampaikan kecupan tangan kepadanya, (28) maka hal itu juga menjadi kejahatan yang patut dihukum oleh hakim, karena Allah yang di atas telah kuingkari. (29) Apakah aku bersukacita karena kecelakaan pembenciku, dan bersorak-sorai, bila ia ditimpa malapetaka (30) aku takkan membiarkan mulutku berbuat dosa, menuntut nyawanya dengan mengucapkan sumpah serapah! (31) Jikalau orang-orang di kemahku mengatakan: Siapa yang tidak kenyang dengan lauknya? (32) malah orang asingpun tidak pernah bermalam di luar, pintuku kubuka bagi musafir! (33) Jikalau aku menutupi pelanggaranku seperti manusia dengan menyembunyikan kesalahanku dalam hatiku, (34) karena aku takuti khalayak ramai dan penghinaan kaum keluarga mengagetkan aku, sehingga aku berdiam diri dan tidak keluar dari pintu! (35) Ah, sekiranya ada yang mendengarkan aku! Inilah tanda tanganku! Hendaklah Yang Mahakuasa menjawab aku! Sekiranya ada surat tuduhan yang ditulis lawanku! (36) Sungguh, surat itu akan kupikul, dan akan kupakai bagaikan mahkota. (37) Setiap langkahku akan kuberitahukan kepada-Nya, selaku pemuka aku akan menghadap Dia. (38) Jikalau ladangku berteriak karena aku dan alur bajaknya menangis bersama-sama, (39) jikalau aku memakan habis hasilnya dengan tidak membayar, dan menyusahkan pemilik-pemiliknya, (40) maka biarlah bukan gandum yang tumbuh, tetapi onak, dan bukan jelai, tetapi lalang." Sekianlah kata-kata Ayub.
Ayub 32
Elihu merasa juga berhak untuk mengemukakan pendapat
(1) Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya benar. (2) Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah, (3) dan ia juga marah terhadap ketiga orang sahabat itu, karena mereka mempersalahkan Ayub, meskipun tidak dapat memberikan sanggahan. (4) Elihu menangguhkan bicaranya dengan Ayub, karena mereka lebih tua dari pada dia. (5) Tetapi setelah dilihatnya, bahwa mulut ketiga orang itu tidak lagi memberi sanggahan, maka marahlah ia. (6) Lalu berbicaralah Elihu bin Barakheel, orang Bus itu: "Aku masih muda dan kamu sudah berumur tinggi; oleh sebab itu aku malu dan takut mengemukakan pendapatku kepadamu. (7) Pikirku: Biarlah yang sudah lanjut usianya berbicara, dan yang sudah banyak jumlah tahunnya memaparkan hikmat. (8) Tetapi roh yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi kepadanya pengertian. (9) Bukan orang yang lanjut umurnya yang mempunyai hikmat, bukan orang yang sudah tua yang mengerti keadilan. (10) Oleh sebab itu aku berkata: Dengarkanlah aku, akupun akan mengemukakan pendapatku. (11) Ketahuilah, aku telah menantikan kata-katamu, aku telah memperhatikan pemikiranmu, hingga kamu menemukan kata-kata yang tepat. (12) Kepadamulah kupusatkan perhatianku, tetapi sesungguhnya, tiada seorangpun yang mengecam Ayub, tiada seorangpun di antara kamu menyanggah perkataannya. (13) Jangan berkata sekarang: Kami sudah mendapatkan hikmat; hanya Allah yang dapat mengalahkan dia, bukan manusia. (14) Perkataannya tidak tertuju kepadaku, dan aku tidak akan menjawabnya dengan perkataanmu. (15) Mereka bingung, mereka tidak dapat memberi sanggahan lagi, mereka tidak dapat berbicara lagi. (16) Haruskah aku menunggu, karena mereka putus bicara, karena mereka berdiri di sana dan tidak memberi sanggahan lagi? (17) Akupun hendak memberi sanggahan pada giliranku, akupun akan mengemukakan pendapatku. (18) Karena aku tumpat dengan kata-kata, semangat yang ada dalam diriku mendesak aku. (19) Sesungguhnya, batinku seperti anggur yang tidak mendapat jalan hawa, seperti kirbat baru yang akan meletup. (20) Aku harus berbicara, supaya merasa lega, aku harus membuka mulutku dan memberi sanggahan. (21) Aku tidak akan memihak kepada siapapun dan tidak akan menyanjung-nyanjung siapapun, (22) karena aku tidak tahu menyanjung-nyanjung; jika demikian, maka segera Pembuatku akan mencabut nyawaku."
Ayub 33
Allah berfirman kepada manusia dengan berbagai-bagai cara
(1) "Akan tetapi sekarang, hai Ayub, dengarkanlah bicaraku, dan bukalah telingamu kepada segala perkataanku. (2) Ketahuilah, mulutku telah kubuka, lidahku di bawah langit-langitku berbicara. (3) Perkataanku keluar dari hati yang jujur, dan bibirku menyatakan dengan terang apa yang diketahui. (4) Roh Allah telah membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup. (5) Jikalau engkau dapat, jawablah aku, bersiaplah engkau menghadapi aku, pertahankanlah dirimu. (6) Sesungguhnya, bagi Allah aku sama dengan engkau, akupun dibentuk dari tanah liat. (7) Jadi engkau tak usah ditimpa kegentaran terhadap aku, tekananku terhadap engkau tidak akan berat. (8) Tetapi engkau telah berbicara dekat telingaku, dan ucapan-ucapanmu telah kudengar: (9) Aku bersih, aku tidak melakukan pelanggaran, aku suci, aku tidak ada kesalahan. (10) Tetapi Ia mendapat alasan terhadap aku, Ia menganggap aku sebagai musuh-Nya. (11) Ia memasukkan kakiku ke dalam pasung, Ia mengawasi segala jalanku. (12) Sesungguhnya, dalam hal itu engkau tidak benar, demikian sanggahanku kepadamu, karena Allah itu lebih dari pada manusia. (13) Mengapa engkau berbantah dengan Dia, bahwa Dia tidak menjawab segala perkataanmu? (14) Karena Allah berfirman dengan satu dua cara, tetapi orang tidak memperhatikannya. (15) Dalam mimpi, dalam penglihatan waktu malam, bila orang nyenyak tidur, bila berbaring di atas tempat tidur, (16) maka Ia membuka telinga manusia dan mengejutkan mereka dengan teguran-teguran (17) untuk menghalangi manusia dari pada perbuatannya, dan melenyapkan kesombongan orang, (18) untuk menahan nyawanya dari pada liang kubur, dan hidupnya dari pada maut oleh lembing. (19) Dengan penderitaan ia ditegur di tempat tidurnya, dan berkobar terus-menerus bentrokan dalam tulang-tulangnya; (20) perutnya bosan makanan, hilang nafsunya untuk makanan yang lezat-lezat; (21) susutlah dagingnya, sehingga tidak kelihatan lagi, tulang-tulangnya, yang mula-mula tidak tampak, menonjol ke luar, (22) sampai nyawanya menghampiri liang kubur, dan hidupnya mendekati mereka yang membawa maut. (23) Jikalau di sampingnya ada malaikat, penengah, satu di antara seribu, untuk menyatakan jalan yang benar kepada manusia, (24) maka Ia akan mengasihaninya dengan berfirman: Lepaskan dia, supaya jangan ia turun ke liang kubur; uang tebusan telah Kuperoleh. (25) Tubuhnya mengalami kesegaran seorang pemuda, ia seperti pada masa mudanya. (26) Ia berdoa kepada Allah, dan Allah berkenan menerimanya; ia akan memandang wajah-Nya dengan bersorak-sorai, dan Allah mengembalikan kebenaran kepada manusia. (27) Ia akan bernyanyi di depan orang: Aku telah berbuat dosa, dan yang lurus telah kubengkokkan, tetapi hal itu tidak dibalaskan kepadaku. (28) Ia telah membebaskan nyawaku dari jalan ke liang kubur, dan hidupku akan melihat terang. (29) Sesungguhnya, semuanya ini dilakukan Allah dua, tiga kali terhadap manusia: (30) mengembalikan nyawanya dari liang kubur, sehingga ia diterangi oleh cahaya hidup. (31) Perhatikanlah, hai Ayub, dengarkanlah aku, diamlah, akulah yang berbicara. (32) Jikalau ada yang hendak kaukatakan, jawablah aku; berkatalah, karena aku rela membenarkan engkau. (33) Jikalau tidak, hendaklah engkau mendengarkan aku; diamlah, aku hendak mengajarkan hikmat kepadamu."
----------------------------------------------
Lagu2 Puji Pujian
---------------------
No. 17. DIA HANYA SEJAUH DOA
oleh : Nikita
BILA KAU RASA GELISAH DI HATIMU
BILA KELAM KABUT TAK MENENTU HIDUPMU
INGAT MASIH ADA S’ORANG P’NOLONG BAGIMU
YESUS TAK PERNAH JAUH DARIMU
BILA COBAAN MENGGODAI HATIMU
BILA SENGSARA MENIMPA KEADAANMU
INGAT YESUS TAKKAN PERNAH JAUH DARIMU
DIA S’LALU PEDULIKAN KAMU
BERSERU MEMANGGIL NAMA-NYA
BERDOA DIA ‘KAN SEG’RA MENGHAMPIRI DIRIMU
PERCAYA DIA TAK JAUH DARIMU
DIA HANYA SEJAUH DOA
--------------------------------------
Check out this video on YouTube:
http://www.youtube.com/watch?v=AIALJTSgBk0&feature=youtube_gdata_player
Dia Hanya Sejauh Doa - Nikita - Lagu Rohani
*********************************************************
No. 38. Bapa Surgawi
Bapa surgawi ajarku mengenal
Betapa dalamnya kasihMu
Bapa surgawi buatku mengerti
Betapa kasihMu padaku
Reff :
Semua yang terjadi di dalam hidupku
Ajarku menyadari Kau slalu sertaku
Bri hatiku slalu bersyukur padaMu
Karena rencanaMu indah bagiku
(Repeat All)
(Repeat Reff)
Karena rencanaMu indah bagiku
---------------------------
Bapa Surgawi by Nikita
Check out this video on YouTube:
http://www.youtube.com/watch?v=7C-bZ0Km2h0&feature=youtube_gdata_player
*******************************
***************
Puji Tuhan ,Trima Kasih Tuhan atas kesempatan Indah yang Tuhan telah berikan kepada kita semua ini.Tuhan kami serahkan sepanjang hari kehidupan kami ini didalam lindungan tangan KasihMu, Terpujilah Tuhan ,didalam Nama Tuhan Yesus Kristus Tuhan kita, Juruslamat dan Penebus kita ,semua ini kami mohonkan . Puji Tuhan , Haleluyah, Amin.
** have a nice day *
°˚˚° Happy Sunday. °˚˚°
° May God Bless you °
° Today and Always °
°˚˚°
Sumber: [Muktiana Gumelar]
www.renunganharian.net
Copyright - SABDA.org -
http://www.sabda.org/publikasi/e-rh
Minggu, 22 Juni 2014