<< Renungan Harian, Minggu, 17 Juni 2018 >>
Renungan Harian (458.1)
Minggu, 17 Juni 2018
Selamat pagi Saudara-Saudara yang kukasih,selamat
membaca Renungan Pagi ini .
Biarlah Tuhan berbicara kepada kita melalui Firman-Nya,
Puji Tuhan.
Damai sejahtera dan kasih dengan iman dari:
Allah Bapa dan Putra Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus,
yang disebut dengan Trinitas , selalu menyertai kita sekalian.
Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai kita sekalian dan menyertai semua orang di dunia,dengan kasih yang tidak binasa.
<< Renungan Harian, Minggu, 17 Juni 2018 >>
Doa : Hal berdoa (Matius 6:5-15)
-----------
Jud. : Sabar dan Pemaaf
Bac. : Lukas 15:11-24
Nats.: Lukas 15:22
Bac.S.: Ayub 9-12
------------
Bacaan Alkitab : Lukas 15:11-24
Perumpmaan tentang anak yang hilang
(11) Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. (12) Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. (13) Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. (14)Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. (15) Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.(16) Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. (17) Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. (18) Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, (19) aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. (20) Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. (21) Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. (22) Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. (23) Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. (24) Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.
------------
Ayat Nats. : Lukas 15:22
(22) Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.
------------
Tampilan cetak
edisi sebelum | 06/Edisi 2018 | edisi berikut
Minggu, 17 Juni 2018
Bacaan : Lukas 15:11-24
Setahun : Ayub 9-12
Nas : "Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya." (Lukas 15:22)
Sabar dan Pemaaf
Sangat memprihatinkan ketika kita menyaksikan anak-anak kita terjerumus kepada hal-hal yang buruk. Sebagai orangtua mungkin tidak kurang-kurangnya nasihat dan perhatian kita berikan. Namun pada akhirnya tetap saja-saat mereka berpikir dirinya telah cukup dewasa-memilih jalan yang dipikirnya baik. Sampai kita tahu bahwa anak-anak kita telah terjerumus pada hal yang begitu memalukan. Apa reaksi kita?
Kita mencoba membayangkan apa yang dirasakan ayah dalam Alkitab ini ketika menyaksikan anak bungsunya itu menjual harta warisannya dan pergi memboroskannya di negeri yang jauh. Sedih, marah, jengkel, tentu reaksi yang normal. Tetapi Ayah ini sabar. Ia cukup sabar untuk tidak mengejar anaknya ketika anak itu pergi. Ia sabar untuk menunggu sampai anaknya sadar. Ia cukup sabar untuk tidak menuntut permintaan maaf dan menunggu sampai anaknya menunjukkan pertobatannya. Ayah ini juga pemaaf. Ia menghabiskan banyak uang, waktu, kasih, dan reputasi bagi anaknya, dan sekarang semua investasi itu lenyap. Namun ayah ini cukup pemaaf untuk mempercayakan cincin pusaka keluarga kepadanya waktu anaknya itu pulang dalam keadaan sangat kotor! Ya, ia tidak mungkin mempercayai anaknya sebesar itu tanpa memaafkannya!
Sebagaimana kesetiaan ayah ini pada anaknya yang pemberontak, kesetiaan Allah pada kita adalah teladan yang layak kita ikuti dalam hubungan kita dengan anak-anak kita. Anak-anak bisa saja melakukan kesalahan dan sangat menyakiti kita. Di tengah keprihatinan kita, kiranya kita memiliki hati yang cukup sabar dan luas untuk memaafkan apa pun kesalahannya. --SYS/www.renunganharian.net
INILAH HATI BAPA: NYAWA-NYA PUN BAHKAN TIDAK DISAYANGKANNYA DEMI AGAR CINCIN KELUARGA ITU BISA DISEMATKAN-NYA PADA JARI KITA.
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Gloria)
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
---------------
Bacaan Alkitab Setahun : Ayub 9-12
Ayub 9
Jawab Ayub: Tidak seorangpun dapat bertahan di hadapan Allah
(1) Tetapi Ayub menjawab: (2)"Sungguh, aku tahu, bahwa demikianlah halnya, masakan manusia benar di hadapan Allah?(3) Jikalau ia ingin beperkara dengan Allah satu dari seribu kali ia tidak dapat membantah-Nya. (4)Allah itu bijak dan kuat, siapakah dapat berkeras melawan Dia, dan tetap selamat? (5) Dialah yang memindahkan gunung-gunung dengan tidak diketahui orang, yang membongkar-bangkirkannya dalam murka-Nya; (6) yang menggeserkan bumi dari tempatnya, sehingga tiangnya bergoyang-goyang; (7)yang memberi perintah kepada matahari, sehingga tidak terbit, dan mengurung bintang-bintang dengan meterai; (8) yang seorang diri membentangkan langit, dan melangkah di atas gelombang-gelombang laut; (9) yang menjadikan bintang Biduk, bintang Belantik, bintang Kartika, dan gugusan-gugusan bintang Ruang Selatan; (10) yang melakukan perbuatan-perbuatan besar yang tidak terduga, dan keajaiban-keajaiban yang tidak terbilang banyaknya. (11) Apabila Ia melewati aku, aku tidak melihat-Nya, dan bila Ia lalu, aku tidak mengetahui. (12) Apabila Ia merampas, siapa akan menghalangi-Nya? Siapa akan menegur-Nya: Apa yang Kaulakukan? (13) Allah tidak menahani murka-Nya, di bawah kuasa-Nya para pembantu Rahab membungkuk; (14) lebih-lebih aku, bagaimana aku dapat membantah Dia, memilih kata-kataku di hadapan Dia? (15) Walaupun aku benar, aku tidak mungkin membantah Dia, malah aku harus memohon belas kasihan kepada yang mendakwa aku. (16) Bila aku berseru, Ia menjawab; aku tidak dapat percaya, bahwa Ia sudi mendengarkan suaraku; (17) Dialah yang meremukkan aku dalam angin ribut, yang memperbanyak lukaku dengan tidak semena-mena, (18)yang tidak membiarkan aku bernafas, tetapi mengenyangkan aku dengan kepahitan. (19) Jika mengenai kekuatan tenaga, Dialah yang mempunyai! Jika mengenai keadilan, siapa dapat menggugat Dia? (20) Sekalipun aku benar, mulutku sendiri akan menyatakan aku tidak benar; sekalipun aku tidak bersalah, Ia akan menyatakan aku bersalah. (21) Aku tidak bersalah! Aku tidak pedulikan diriku, aku tidak hiraukan hidupku! (22) Semuanya itu sama saja, itulah sebabnya aku berkata: yang tidak bersalah dan yang bersalah kedua-duanya dibinasakan-Nya. (23) Bila cemeti-Nya membunuh dengan tiba-tiba, Ia mengolok-olok keputusasaan orang yang tidak bersalah. (24)Bumi telah diserahkan ke dalam tangan orang fasik, dan mata para hakimnya telah ditutup-Nya; kalau bukan oleh Dia, oleh siapa lagi? (25)Hari-hariku berlalu lebih cepat dari pada seorang pelari, lenyap tanpa melihat bahagia, (26) meluncur lewat laksana perahu dari pandan, seperti rajawali yang menyambar mangsanya. (27) Bila aku berpikir: Aku hendak melupakan keluh kesahku, mengubah air mukaku, dan bergembira, (28) maka takutlah aku kepada segala kesusahanku; aku tahu, bahwa Engkau tidak akan menganggap aku tidak bersalah.(29) Aku dinyatakan bersalah, apa gunanya aku menyusahkan diri dengan sia-sia? (30) Walaupun aku membasuh diriku dengan salju dan mencuci tanganku dengan sabun,(31) namun Engkau akan membenamkan aku dalam lumpur, sehingga pakaianku merasa jijik terhadap aku. (32) Karena Dia bukan manusia seperti aku, sehingga aku dapat menjawab-Nya: Mari bersama-sama menghadap pengadilan. (33) Tidak ada wasit di antara kami, yang dapat memegang kami berdua! (34) Biarlah Ia menyingkirkan pentung-Nya dari padaku, jangan aku ditimpa kegentaran terhadap Dia, (35) maka aku akan berbicara tanpa rasa takut terhadap Dia, karena aku tidak menyadari kesalahanku."
Ayub 10
Apakah maksud Allah dengan penderitaan?
(1) "Aku telah bosan hidup, aku hendak melampiaskan keluhanku, aku hendak berbicara dalam kepahitan jiwaku. (2) Aku akan berkata kepada Allah: Jangan mempersalahkan aku; beritahukanlah aku, mengapa Engkau beperkara dengan aku. (3) Apakah untungnya bagi-Mu mengadakan penindasan, membuang hasil jerih payah tangan-Mu, sedangkan Engkau mendukung rancangan orang fasik? (4) Apakah Engkau mempunyai mata badani? Samakah penglihatan-Mu dengan penglihatan manusia? (5) Apakah hari-hari-Mu seperti hari-hari manusia, tahun-tahun-Mu seperti hari-hari orang laki-laki, (6) sehingga Engkau mencari-cari kesalahanku, dan mengusut dosaku, (7) padahal Engkau tahu, bahwa aku tidak bersalah, dan bahwa tiada seorangpun dapat memberi kelepasan dari tangan-Mu? (8) Tangan-Mulah yang membentuk dan membuat aku, tetapi kemudian Engkau berpaling dan hendak membinasakan aku? (9) Ingatlah, bahwa Engkau yang membuat aku dari tanah liat, tetapi Engkau hendak menjadikan aku debu kembali? (10) Bukankah Engkau yang mencurahkan aku seperti air susu, dan mengentalkan aku seperti keju? (11) Engkau mengenakan kulit dan daging kepadaku, serta menjalin aku dengan tulang dan urat. (12) Hidup dan kasih setia Kaukaruniakan kepadaku, dan pemeliharaan-Mu menjaga nyawaku. (13) Tetapi inilah yang Kausembunyikan di dalam hati-Mu; aku tahu, bahwa inilah maksud-Mu: (14) kalau aku berbuat dosa, maka Engkau akan mengawasi aku, dan Engkau tidak akan membebaskan aku dari pada kesalahanku. (15) Kalau aku bersalah, celakalah aku! dan kalau aku benar, aku takkan berani mengangkat kepalaku, karena kenyang dengan penghinaan, dan karena melihat sengsaraku. (16) Kalau aku mengangkat kepalaku, maka seperti singa Engkau akan memburu aku, dan menunjukkan kembali kuasa-Mu yang ajaib kepadaku. (17) Engkau akan mengajukan saksi-saksi baru terhadap aku, Engkau memperbesar kegeraman-Mu terhadap aku dan pasukan-pasukan baru, bahkan bala tentara melawan aku. (18) Mengapa Engkau menyebabkan aku keluar dari kandungan? Lebih baik aku binasa, sebelum orang melihat aku! (19) Maka aku seolah-olah tidak pernah ada; dari kandungan ibu aku langsung dibawa ke kubur. (20) Bukankah hari-hari umurku hanya sedikit? Biarkanlah aku, supaya aku dapat bergembira sejenak, (21) sebelum aku pergi, dan tidak kembali lagi, ke negeri yang gelap dan kelam pekat, (22) ke negeri yang gelap gulita, tempat yang kelam pekat dan kacau balau, di mana cahaya terang serupa dengan kegelapan."
Ayub 11
Anjuran Zofar supaya Ayub merendahkan diri di hadapan Allah
(1) Maka berbicaralah Zofar, orang Naama: (2) "Apakah orang yang banyak bicara tidak harus dijawab? Apakah orang yang banyak mulut harus dibenarkan? (3) Apakah orang harus diam terhadap bualmu? Dan kalau engkau mengolok-olok, apakah tidak ada yang mempermalukan engkau? (4)Katamu: Pengajaranku murni, dan aku bersih di mata-Mu. (5) Tetapi, mudah-mudahan Allah sendiri berfirman, dan membuka mulut-Nya terhadap engkau, (6) dan memberitakan kepadamu rahasia hikmat, karena itu ajaib bagi pengertian. Maka engkau akan mengetahui, bahwa Allah tidak memperhitungkan bagimu sebagian dari pada kesalahanmu. (7)Dapatkah engkau memahami hakekat Allah, menyelami batas-batas kekuasaan Yang Mahakuasa?(8) Tingginya seperti langit apa yang dapat kaulakukan? Dalamnya melebihi dunia orang mati apa yang dapat kauketahui? (9) Lebih panjang dari pada bumi ukurannya, dan lebih luas dari pada samudera.(10) Apabila Ia lewat, melakukan penangkapan, dan mengadakan pengadilan, siapa dapat menghalangi-Nya? (11) Karena Ia mengenal penipu dan melihat kejahatan tanpa mengamat-amatinya. (12) Jikalau orang dungu dapat mengerti, maka anak keledai liarpun dapat lahir sebagai manusia. (13) Jikalau engkau ini menyediakan hatimu, dan menadahkan tanganmu kepada-Nya; (14) jikalau engkau menjauhkan kejahatan dalam tanganmu, dan tidak membiarkan kecurangan ada dalam kemahmu,(15) maka sesungguhnya, engkau dapat mengangkat mukamu tanpa cela, dan engkau akan berdiri teguh dan tidak akan takut, (16) bahkan engkau akan melupakan kesusahanmu, hanya teringat kepadanya seperti kepada air yang telah mengalir lalu. (17)Kehidupanmu akan menjadi lebih cemerlang dari pada siang hari, kegelapan akan menjadi terang seperti pagi hari. (18) Engkau akan merasa aman, sebab ada harapan, dan sesudah memeriksa kiri kanan, engkau akan pergi tidur dengan tenteram; (19) engkau akan berbaring tidur dengan tidak diganggu, dan banyak orang akan mengambil muka kepadamu. (20)Tetapi mata orang fasik akan menjadi rabun, mereka tidak dapat melarikan diri lagi; yang masih diharapkan mereka hanyalah menghembuskan nafas."
Ayub 12
Aayub mengakui kekuasaan dan hikmat Allah
(1) Tetapi Ayub menjawab: (2) "Memang, kamulah orang-orang itu, dan bersama-sama kamu hikmat akan mati. (3) Akupun mempunyai pengertian, sama seperti kamu, aku tidak kalah dengan kamu; siapa tidak tahu hal-hal serupa itu? (4) Aku menjadi tertawaan sesamaku, aku, yang mendapat jawaban dari Allah, bila aku berseru kepada-Nya; orang yang benar dan saleh menjadi tertawaan. (5) Penghinaan bagi orang yang celaka, demikianlah pendapat orang yang hidup aman suatu pukulan bagi orang yang tergelincir kakinya. (6) Tetapi amanlah kemah para perusak, dan tenteramlah mereka yang membangkitkan murka Allah, mereka yang hendak membawa Allah dalam tangannya. (7) Tetapi bertanyalah kepada binatang, maka engkau akan diberinya pengajaran, kepada burung di udara, maka engkau akan diberinya keterangan. (8) Atau bertuturlah kepada bumi, maka engkau akan diberinya pengajaran, bahkan ikan di laut akan bercerita kepadamu. (9) Siapa di antara semuanya itu yang tidak tahu, bahwa tangan Allah yang melakukan itu; (10) bahwa di dalam tangan-Nya terletak nyawa segala yang hidup dan nafas setiap manusia? (11) Bukankah telinga menguji kata-kata, seperti langit-langit mencecap makanan? (12) Konon hikmat ada pada orang yang tua, dan pengertian pada orang yang lanjut umurnya. (13) Tetapi pada Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian. (14) Bila Ia membongkar, tidak ada yang dapat membangun kembali; bila Ia menangkap seseorang, tidak ada yang dapat melepaskannya. (15) Bila Ia membendung air, keringlah semuanya; bila Ia melepaskannya mengalir, maka tanah dilandanya. (16) Pada Dialah kuasa dan kemenangan, Dialah yang menguasai baik orang yang tersesat maupun orang yang menyesatkan. (17) Dia yang menggiring menteri dengan telanjang, dan para hakim dibodohkan-Nya. (18) Dia membuka belenggu yang dikenakan oleh raja-raja dan mengikat pinggang mereka dengan tali pengikat. (19) Dia yang menggiring dan menggeledah para imam, dan menggulingkan yang kokoh. (20) Dia yang membungkamkan orang-orang yang dipercaya, menjadikan para tua-tua hilang akal. (21) Dia yang mendatangkan penghinaan kepada para pemuka, dan melepaskan ikat pinggang orang kuat. (22) Dia yang menyingkapkan rahasia kegelapan, dan mendatangkan kelam pekat pada terang. (23) Dia yang membuat bangsa-bangsa bertumbuh, lalu membinasakannya, dan memperbanyak bangsa-bangsa, lalu menghalau mereka. (24) Dia menyebabkan para pemimpin dunia kehilangan akal, dan membuat mereka tersesat di padang belantara yang tidak ada jalannya. (25) Mereka meraba-raba dalam kegelapan yang tidak ada terangnya; dan Ia membuat mereka berjalan terhuyung-huyung seperti orang mabuk."
------------
Puji Tuhan ,Trima Kasih Bapa kami yang di Sorga , Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu,jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya), Puji Tuhan.
Terima kasih Tuhan Yesus untuk kesempatan Indah yang Tuhan telah berikan kepada kita semua ini, Puji Tuhan.
Tuhan Yesus tolonglah kami sesama saudara seiman bisa saling mendoakan satu sama lain, dan saling mendukung didalam persekutuan ini , Puji Tuhan.
Tuhan Yesus kami serahkan sepanjang hari kehidupan kami ini didalam lindungan tangan KasihMu. Puji Tuhan.
Hanya didalam Nama Tuhan Yesus Kristus , Tuhan kita, Juruslamat dan Penebus kita yang hidup, semua ini kami mohonkan. Puji Tuhan, Haleluyah, Amin.
** have a nice day **
Happy Sunday
°May God Bless you°
°Today and Always°
°˚˚°
Copyright - SABDA.org
http://www.sabda.org/publikas/e-r
www.renunganharian.net
Sumber:
[Muktiana Gumelar]
Blog. Rumah anak Tuhan
www.muktianapgumelar.net
Minggu, 17 Juni 2018