16. Okt, 2017

<< Renungan Harian, Minggu, 15 Oktober 2017 >>

<< Renungan Harian, Minggu, 15 Oktober 2017 >>

Renungan Harian (376.2)
Minggu, 15 Oktober 2017


Selamat pagi Saudara-Saudara yang kukasih,selamat
membaca Renungan Pagi ini .
Biarlah Tuhan berbicara kepada kita melalui Firman-Nya,
Puji Tuhan.
Damai sejahtera dan kasih dengan iman dari:
Allah Bapa dan Putra Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus,
yang disebut dengan Trinitas , selalu menyertai sekalian saudara.
Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai kita sekalian dan menyertai semua orang di dunia,
dengan kasih yang tidak binasa.

<< Renungan Harian, Minggu, 15 Oktober 2017 >>
Doa : Hal berdoa (Matius 6:5-15)
-----------
Jud. : Ayah-Ibuku Bahagiaku
Bac. : Amsal 31: 10-31
Nats.: Amsal 31: 28a
Bac.S.: Markus 6 - 7
------------
Bacaan Alkitab : Amsal 31: 10-31
Puji-pujian untuk isteri yang cakap
(10) Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. (11)Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. (12) Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya. (13) Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya.(14) Ia serupa kapal-kapal saudagar, dari jauh ia mendatangkan makanannya. (15) Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan. (16) Ia membeli sebuah ladang yang diingininya, dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanaminya. (17) Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya. (18) Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari pelitanya tidak padam. (19)Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jarinya memegang pemintal.(20) Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin. (21) Ia tidak takut kepada salju untuk seisi rumahnya, karena seluruh isi rumahnya berpakaian rangkap. (22) Ia membuat bagi dirinya permadani, lenan halus dan kain ungu pakaiannya. (23) Suaminya dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua negeri.(24) Ia membuat pakaian dari lenan, dan menjualnya, ia menyerahkan ikat pinggang kepada pedagang.(25) Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan. (26) Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya. (27) Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya. (28) Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia: (29) Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua. (30) Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji. (31)Berilah kepadanya bagian dari hasil tangannya, biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang!
------------
Ayat Nats. : Amsal 31: 28a
(28) Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia,
------------

  Tampilan cetak

  edisi sebelum | 10/Edisi 2017 | edisi berikut

Minggu, 15 Oktober 2017

Bacaan   : Amsal 31:10-31
Setahun : Markus 6-7
Nas        : Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia.... (Amsal 31:28a)

Ayah-Ibuku Bahagiaku

Amsal 31:10-31 bertutur tentang ibu luar biasa yang membahagiakan keluarga dengan penuh dedikasi. Respons anak-anaknya sungguh mengharukan. Bagi anak-anak itu, ibu mereka adalah "malaikat" mereka, idola mereka. Karena itu, "Anak-anaknya bangun dan menyebutnya berbahagia" (ay. 28a). Tiap hari, begitu membuka mata, hal pertama yang memenuhi kesadaran mereka adalah: "Ibuku bahagiaku".
Amsal 31:10-31 berbicara tentang peran ibu. Tetapi, dalam pada itu, Amsal ini berbicara tentang peran orangtua, dan buahnya bagi relasi mereka dengan anak-anak. Amsal ini adalah teladan agar orangtua membangun relasi yang karib dan dalam dengan anak-anak, agar orangtua melekat di hati mereka. Itu dibutuhkan untuk menuntun mereka di jalan yang patut.
Dalam sebuah lagu lama, seorang penyanyi cilik berseru, "Oh, Daddy. You are my superstar!" (https://www.youtube.com/ watch?v=Awuk7_c6XNs). Jelas, figur daddy bukan figur sempurna. Maka, sebutan superstar pada daddy itu bukan gambaran objektif tentang figur ayah. "Daddy, you are my superstar" adalah ungkapan subjektif yang sarat muatan rasa, yang berakar pada hubungan yang amat dekat antara anak dan ayahnya.
Merenungi Amsal 31:10-31 membuat saya teringat pada lagu lama itu. Dan, hati saya pun tercekat. Sekarib dan sedalam itukah relasi saya dengan anak-anak saya? Dengan kualitas relasi yang saya bangun, adakah mereka berbisik dalam hati, "Ayah, Ibu, kalian bahagiaku"? Adakah hati mereka menyebut kami, orangtua mereka, berbahagia? Atau, jangan-jangan ...? --c/www.renunganharian.net

RELASI YANG KARIB SERTA DALAM DENGAN ANAK-ANAK
ADALAH JALAN UNTUK MENGAJAK MEREKA MENGHIDUPI JALAN YANG PATUT.
 
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Gloria)
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

---------------
Bacaan Alkitab Setahun :
Markus 6 - 7
Markus 6

Yesus ditolak di Nazaret
(1) Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. (2) Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? (3) Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. (4) Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." (5) Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. (6) Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. (6-6b) Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar. (7) Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, (8) dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan, (9) boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. (10) Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. (11) Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka." (12) Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, (13) dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.

Yohanes Pembaptis dibunuh
(14) Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan: "Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia." (15) Yang lain mengatakan: "Dia itu Elia!" Yang lain lagi mengatakan: "Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu." (16) Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: "Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi." (17) Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. (18) Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!" (19) Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, (20) sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. (21) Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarny perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. (22) Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: "Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!", (23) lalu bersumpah kepadanya: "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!" (24) Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: "Apa yang harus kuminta?" Jawabnya: "Kepala Yohanes Pembaptis!" (25) Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: "Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!" (26) Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. (27) Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. (28) Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. (29) Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.

Yesus memberi makan lima ribu orang
(30) Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. (31) Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat. (32) Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. (33) Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka. (34) Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka. (35) Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. (36) Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini." (37) Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata mereka kepada-Nya: "Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?" (38) Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah memeriksanya mereka berkata: "Lima roti dan dua ikan." (39) Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau. (40) Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang. (41) Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka. (42) Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. (43) Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan. (44) Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.

Yesus berjalan di atas air
(45) Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. (46) Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa. (47) Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat. (48) Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka. (49) Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, (50) sebab mereka semua melihat Dia dan merekapun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" (51) Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan anginpun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, (52) sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.

Yesus menyembuhkan orang-orang sakit di Genesaret
(53) Setibanya di seberang Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. (54) Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. (55) Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada. (56) Ke manapun Ia pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.

Markus 7

Perintah Allah dan adat istiadat Yahudi
(1) Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. (2) Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. (3) Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka; (4) dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga. (5) Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?" (6) Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. (7) Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. (8)Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia." (9) Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.(10) Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati.(11) Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban yaitu persembahan kepada Allah , (12) maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatupun untuk bapanya atau ibunya. (13) Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan."(14) Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: "Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. (15)Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." (16) (Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!) (17)Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu. (18) Maka jawab-Nya: "Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, (19) karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?" Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal.(20) Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, (21) sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, (22)perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. (23) Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang." (24) Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. (25) Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya.(26) Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya. (27) Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."(28) Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak." (29) Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu." (30)Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar. (31)Kemudian Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. (32) Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu. (33) Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. (34)Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah! (35) Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. (36) Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapapun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. (37)Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."

-------------

Puji Tuhan ,Trima Kasih Bapa kami yang di Sorga , Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu,jadilah kehendak-Mu  di bumi seperti di sorga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya).
Terima kasih  Tuhan Allah Bapa kami untuk kesempatan Indah yang Tuhan telah berikan kepada kita semua ini.
Tuhan tolonglah kami sesama saudara seiman bisa saling mendoakan satu sama lain, dan saling mendukung  didalam persekutuan ini , Puji Tuhan.
Tuhan kami serahkan sepanjang hari kehidupan kami ini didalam lindungan tangan KasihMu Bapa.Hanya didalam Nama Tuhan Yesus Kristus , Tuhan kita, Juruslamat dan Penebus kita yang hidup, semua ini kami mohonkan.
Puji Tuhan, Haleluyah, Amin.

** have a nice day **
Happy Sunday
°May God Bless you°
°Today and Always°
°˚˚°


Copyright - SABDA.org
http://www.sabda.org/publikas/e-r
www.renunganharian.net

Sumber:
[Muktiana Gumelar]
Blog. Rumah anak Tuhan
www.muktianapgumelar.net

Minggu, 15 Oktober 2017