22. Nov, 2014

(23.2)CPG (Christian Pocket Guide).- Friday,21 November 2014

(23.2)CPG (Christian Pocket Guide).- Friday,21 November 2014

(23.2)CPG (Christian Pocket Guide).-
Friday,21 November 2014

Jalan Menuju Mujizat: Melewati Wilayah yang Tak Nyaman
21 November 2014

Bacaan Hari ini:
1 Raja-raja 17:8-10a "Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia: "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan." Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api."

--------------------------------------
Pesan Sponsor :
HANYA 79rb Alat Pembasmi Kecoa
http://goo.gl/lhE82b
--------------------------------------

Ketika Anda takut setengah mati dan galau, ketika Anda tak tahu kemana harus pergi, ketika Anda tak tahu berapa lama lagi ini berlangsung, dan tak tahu apa yang akan terjadi, apa yang harus Anda lakukan?

Ingatlah bahwa jalan menuju mujizat itu selalu melalui wilayah yang tak nyaman.

Alkitab memberikan ilustrasi dalam 1 Raja-raja 17:8-10, "Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia: "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan." Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: "Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum."

Allah menyuruh Elia berjalan lebih dari 100 kilometer di masa kekeringan, melewati wilayah berbahaya, dimana semua orang tahu siapa dia, dan semua orang tahu Raja Ahab menginginkannya dengan menghadiahi siapa pun yang bisa menangkapnya. Ketika Elia akhirnya berhasil sampai ke Sarfat, ia bertemu dengan seorang janda miskin yang diperintahkan Allah untuk memberinya makan, tapi bagaimana bisa janda miskin itu membela dan melindunginya dari sebuah kota yang menyembah berhala yang dipenuhi dengan orang-orang yang tak ragu membunuhnya?

Mujizat tidak terjadi saat keadaannya nyaman. Mujizat terjadi ketika keadaan sulit. Elia tidak berkata, "Tuhan, ada tiga hal yang salah dengan rencana ini. Satu, Engkau mengirimku ke arah yang salah. Dua, Engkau mengirimku ke tempat yang salah. Dan tiga, Engkau mengirimku ke orang yang salah."

Tapi, Elia mematuhi perintah-Nya.

Jalan menuju mujizat selalu melewati wilayah yang tak nyaman.

Sebagai contoh

- Ketika Musa memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan menuju Tanah Perjanjian, mereka harus terlebih dahulu menyebrangi Laut Merah.

- Sebelum Daud mampu membunuh Goliat, ia harus memberanikan diri maju ke medan perang.

- Allah memerintahkan Yosafat untuk menempatkan paduan suara di barisan depan pasukan, dan dia akan memenangkan pertempuran itu. Menurut Anda seberapa besar iman mereka?

Mujizat tidak akan pernah terjadi dalam zona nyaman Anda, ketika segalanya terlihat indah dan nyaman. Anda tak memerlukan mujizat ketika semuanya tenang damai. Anda memerlukan mujizat ketika Anda ada di ujung maut, ketika Anda takut setengah mati, ketika Anda merasa tidak aman, ketika Anda tak kunjung menemukan jalan keluar.

Apakah saat ini Anda tengah berada di satu titik dalam hidup Anda dimana banyak hal terasa sedikit tak nyaman dalam finansial, emosi, hubungan, atau kesehatan? Anda merasa cemas dan tak aman. Selamat, Anda sedang berada di jalan menuju mujizat!

Sama seperti Elia, Allah ingin Anda patuh agar Anda bisa melihat mujizat-Nya di ujung jalan itu.

Renungkan hal ini:

Apa yang Allah minta Anda lakukan saat ini, yang membuat Anda merasa tidak nyaman?

Apa yang Anda ingin Allah lakukan dalam hidup Anda? Bagaimana Anda menungkapkan pengharapan Anda atas mujizat-Nya dalam hidup Anda?

Siapa orang-orang yang bisa mendorong Anda menempuh jalan yang tak nyaman yang sedang Anda lalui saat ini?
____________________________________

Bacaan Alkitab Setahun :
Yunus 3-4; Ibrani 6:9-20

Yunus 3

Pertobatan Niniwe

(1) Datanglah firman TUHAN kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian: (2) "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu." (3) Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. (4) Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan." (5) Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. (6) Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu. (7) Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. (8) Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya. (9) Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa." (10) Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.

Yunus 4

Yunus belajar menginsyafi, bahwa Allah mengasiihi bangsa-bangsa lain

(1) Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia. (2) Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. (3) Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup." (4) Tetapi firman TUHAN: "Layakkah engkau marah?" (5) Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. (6) Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. (7) Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. (8) Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya: "Lebih baiklah aku mati dari pada hidup." (9) Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?" Jawabnya: "Selayaknyalah aku marah sampai mati." (10) Lalu Allah berfirman: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. (11) Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?"

Ibrani 6:9-20

(1) Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah, (2) yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal. (3) Dan itulah yang akan kita perbuat, jika Allah mengizinkannya. (4) Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, (5) dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, (6) namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum. (7) Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah; (8) tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran.

Berpegang teguh pada pengharapan

(9) Tetapi, hai saudara-saudaraku yang kekasih, sekalipun kami berkata demikian tentang kamu, kami yakin, bahwa kamu memiliki sesuatu yang lebih baik, yang mengandung keselamatan. (10) Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang. (11) Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya, (12) agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah. (13) Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya, (14) kata-Nya: "Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak." (15) Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya. (16) Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala bantahan. (17) Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah, (18) supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita. (19) Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, (20) di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.
____________________________________
Anda menginginkan mujizat datang dalam hidup Anda? artinya Anda harus siap mengalami hal yang tidak nyaman baru kemudian mujizat terjadi (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
____________________________________
NEW!
App CPG (Christian Pocket Guide) utk Android dgn fitur baru Radio, Video, Karaoke, Renungan Harian,dll!
Yuk download di Google Play:
http://goo.gl/8I4d7w