7. Jul, 2014

Catatan Anna untuk : Firman Tuhan No. 31 - No.36

Catatan Anna untuk : Firman Tuhan No. 31 - No.36

F.Tuhan No. 31 - No. 36
************************
Catatan Anna untuk : Firman Tuhan No. 31 - No.36
*************************
Firman Tuhan No. 31 - No. 36
*************************
31. Bacaan Alkitab : Rut 1: 7-18
PENGUJI KESETIAAN

32. Bacaan Alkitab : Pengkhotbah 3:1,7
Mengapa Saya Berkata Begitu?

33. Bacaan Alkitab : Kejadian 3:1-7
WAYANG YANG JAHAT

34. Bacaan Alkitab : Ayub 1:6
Butuh Izin

35. Bacaan Alkitab : Hakim-Hakim 16
TUHAN BESERTAMU?

36. Bacaan Alkitab : Wahyu 12:12
Waktu Yang Singkat

****************************************************

No. 31. Bacaan Alkitab : Rut 1: 7-18
PENGUJI KESETIAAN

Tampilan cetak
Kamis, 26 Juni 2014
Bacaan Alkitab : Rut 1: 7-18
(7) Maka berangkatlah ia dari tempat tinggalnya itu, bersama-sama dengan kedua menantunya. Ketika mereka sedang di jalan untuk pulang ke tanah Yehuda, (8) berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: "Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku; (9) kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya." Lalu diciumnyalah mereka, tetapi mereka menangis dengan suara keras (10) dan berkata kepadanya: "Tidak, kami ikut dengan engkau pulang kepada bangsamu." (11) Tetapi Naomi berkata: "Pulanglah, anak-anakku, mengapakah kamu turut dengan aku? Bukankah tidak akan ada lagi anak laki-laki yang kulahirkan untuk dijadikan suamimu nanti? (12) Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami. Seandainya pikirku: Ada harapan bagiku, dan sekalipun malam ini aku bersuami, bahkan sekalipun aku masih melahirkan anak laki-laki, (13) masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku, bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?" (14) Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya. (15) Berkatalah Naomi: "Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu." (16) Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; (17) di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!" (18) Ketika Naomi melihat, bahwa Rut berkeras untuk ikut bersama-sama dengan dia, berhentilah ia berkata-kata kepadanya.
--------------------------
Setahun : Mazmur 1-9
--------------------------
Nats : Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Alla (Rut 1:16)
--------------------------
PENGUJI KESETIAAN
Pernahkah Anda mendengar ungkapan seperti ini: "Ada uang abang disayang, tidak ada uang abang ditendang"? Kalimat ini memang ditujukan kepada orang- orang yang tidak setia hidupnya. Ya, menjadi setia memang bukan pekerjaan mudah. Setia tidak semudah sewaktu kita mengucapkan janji, tetapi harus dibuktikan. Apakah Anda dan saya orang yang setia? Perlu diuji! Dan dari kisah Rut yang setia, kita dapat belajar bagaimana menjadi orang yang setia. Kesetiaan Rut diuji oleh 3 hal.

Pertama, waktu. Kebanyakan orang bisa bertahan kesetiaannya jika waktunya baik. Jika segala hal terpenuhi, jika kita memperoleh semua hal yang diingini. Tetapi apa yang terjadi ketika waktu-waktu yang baik itu lenyap? Apakah kita tetap setia? Rut menunjukkan bahwa ia tetap setia sekalipun dalam waktu penderitaan. Kedua, jarak. Seseorang bisa setia saat dekat, bagaimana jika jaraknya jauh? Ketiga, keadaan. Kalau keadaannya berjalan baik, mudah untuk setia, tetapi bagaimana jika kita mengalami keadaan yang buruk?

Apa yang membuat Rut tetap setia sekalipun tidak ada kebaikan yang bisa ia harapkan dari Naomi? Dasar kesetiaannya adalah kasih! Kasih membuatnya percaya bahwa keputusannya mengikuti Rut dan juga Tuhan tidak pernah salah. Bagaimana dengan hidup kita? Ketika tidak ada hal baik yang kita peroleh dalam hidup, ketika kita hidup dalam penderitaan, dan ketika kita merasa seolah Tuhan begitu jauh dari hidup kita, apakah kita tetap menunjukkan kesetiaan kepada-Nya? Ya, kesetiaan kita akan teruji ketika Tuhan mengizinkan hal-hal yang kurang menyenangkan terjadi dalam hidup kita. Tetapkah kita mengasihi Dia? --Samuel Yudi Susanto /Renungan Harian

WAKTU, JARAK, DAN KEADAAN AKAN MENGUJI;
KESETIAAN KITA KEPADA TUHAN.
****************************************************

No. 32. Bacaan Alkitab : Pengkhotbah 3:1,7
Mengapa Saya Berkata Begitu?

CPG (Christian Pocket Guide).-Thursday, 26 June 2014
Mengapa Saya Berkata Begitu?
26 Juni 2014
Bacaan Hari ini:
Pengkhotbah 3:1,7 "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara;"
--------------------------------------
Saya ingat betapa sering saya seharusnya diam, tapi saya malah berbicara.
Di lebih dari satu kesempatan hal ini sering terjadi.
Begitu saya mengucapkan sesuatu, ketika kata-kata itu keluar dari bibir saya, seketika saya berpikir, "Mengapa saya berkata begitu?" Dan di saat itu juga, saya berharap seandainya bisa menarik kembali kata-kata itu.

Pernahkah Anda berada dalam situasi di mana Anda ingin mengatakan hal yang sempurna, tetapi sebaliknya, malah akhirnya mengeluarkan hal-hal yang paling dangkal yang pernah Anda ucapkan?

Hal ini mengingatkan saya ketika Petrus, kala itu bersama dengan Yakobus dan Yohanes, menyaksikan Transfigurasi Yesus di atas gunung.
Sungguh satu keistimewaan besar diberikan pada ketiga orang ini!
Mata mereka adalah satu-satunya yang melihat wajah dan pakaian Yesus bersinar-sinar seperti matahari.
Dan mereka juga mendapat keistimewaan berada di barisan depan menyaksikan Musa dan Elia muncul dan berbicara dengan Yesus tentang pencobaan yang akan Ia alami.
Saat percakapan ini sedang berlangsung, Petrus berseru kepada Yesus, "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini." (Markus 9:5).
Kitab Markus memberi komentar yang menarik ini:
"Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan" (ayat 6).

Tetapi Petrus tidak berhenti di sana, dia melanjutkan, "Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia" (ayat 5).
Saya penasaran apakah Musa berbalik kepada Yesus dan bertanya, "Siapa orang itu?"

Betapa mudahnya satu ide lompat ke dalam pikiran kita, dan betapa mudahnya kita mengucapkannya tanpa pikir panjang.
Tapi betapa lebih baik jika kita berpikir sejenak dan bertanya pada diri sendiri, "Apakah ini hal yang benar untuk dikatakan? Apakah kalimat ini tepat untuk diucapkan? Apakah ini memuliakan Allah?"

Efesus 4:29 mengatakan, "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia."

Jika Anda menerapkan filter ini dalam setiap percakapan Anda:
"Apakah komentar saya akan memotivasi orang ini? Apakah kata-kata saya akan bermanfaat bagi orang ini?"
- bayangkan perbedaan besar yang ada dalam isi ucapan Anda.
____________________________________

Bacaan Alkitab Setahun :
Ayub 5-7; Kisah Para Rasul 8:1-25
____________________________________
Cara Tuhan menolong Anda tidak seperti yang Anda pikirkan, Dia bisa menggunakan 1001 cara untuk menolong Anda. Tetaplah percaya!
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie)
****************************************************

No. 33. Bacaan Alkitab : Kejadian 3:1-7
WAYANG YANG JAHAT

Tampilan cetak
Jumat, 27 Juni 2014
Bacaan Alkitab : Kejadian 3:1-7
Manusia jatuh ke dalam dosa
(1) Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" (2) Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, (3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." (4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, (5) tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." (6) Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. (7) Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
----------------------------
Setahun : Mazmur 10-17
----------------------------
Nats : Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. (Kejadian 3:1)
----------------------------
WAYANG YANG JAHAT
Seumur hidup baru satu kali saya menyaksikan pertunjukan wayang golek secara langsung, yaitu ketika rombongan kesenian Jawa Barat diundang gereja orangtua saya untuk mementaskan kisah Yunus. Penampilan wayang golek itu sangat mengesankan. Saya mencatat bahwa tokoh yang baik selalu digambarkan dengan pakaian berkilau dan penampilan wajah yang apik. Sebaliknya, karakter yang jahat selalu tampil penuh bulu dan giginya besar bertaring, layaknya binatang.

Karakter jahat dalam Alkitab pun kerap digambarkan sebagai binatang. Salah satunya, apalagi kalau bukan ular. Dalam Kitab Kejadian, ular menjadi sosok penyesat yang mencobai manusia sehingga mereka jatuh dalam dosa. Dahulu ular berbisa kerap dipakai untuk mengilustrasikan kejahatan yang ada di dunia. Ular berulang-ulang muncul dalam Perjanjian Lama untuk menggambarkan bangsa-bangsa yang jahat atau alat hukuman. Di Kitab Wahyu pun, iblis digambarkan sebagai ular.

Mengapa binatang? Dalam benak masyarakat umum, ada pandangan bahwa binatang adalah makhluk yang tarafnya berada di bawah manusia, ciptaan utama yang serupa dengan citra Allah. Maka ketika manusia berdosa atau menjadi jahat, ia seakan kehilangan kemanusiaannya dan "turun kelas" menjadi layaknya binatang. Mari kita bayangkan jika kisah hidup kita dijadikan lakon wayang. Akankah karakter kita digambarkan dengan golek berpakaian mengkilap dan wajah yang rupawan atau jangan-jangan akan ada sejumlah bulu dan taring di sana? --Olivia Elena /Renungan Harian

SUDAHKAH KITA MENJALANI HIDUP SELAYAKNYA MANUSIA
YANG DICIPTAKAN MENURUT CITRA ALLAH?
****************************************************

No. 34. Bacaan Alkitab : Ayub 1:6
Butuh Izin

CPG (Christian Pocket Guide).- Friday, 27 June 2014
Butuh Izin
27 Juni 2014
Bacaan Hari ini:
Ayub 1:6 "Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Iblis."
--------------------------------------
Iblis tidak dapat melakukan apa pun dalam kehidupan orang Kristen, tanpa seizin Allah.

Ini mungkin mengejutkan, tetapi Iblis punya beberapa akses ke surga.
Pada waktu-waktu tertentu ia dipanggil ke hadapan Allah.
Kita mendapat gambarannya dalam kitab Ayub:

Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Iblis.

Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis:
"Dari mana engkau?"
Lalu jawab Iblis kepada TUHAN:
"Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi. (Ayub 1:6-7)

Sungguh satu deskripsi yang sempurna tentang Iblis - berkeliaran seperti singa, memburu mangsanya.

"Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: 'Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.'" (Ayub 1:8).

Secara garis besar, Iblis seolah menjawab, "Ayolah! Apakah Ayub takut pada Engkau karena tanpa sebab? Dia takut pada-Mu karena Engkau telah membangun pagar perlindungan di sekelilingnya."

Iblis ingin menyerang Ayub, tapi dia tahu ada perlindungan di sekeliling hamba Allah.

Begitu pun kita, ada perlindungan yang mengelilingi kita dari godaan Iblis.
Ketika Iblis ingin menggoda kita, dia harus terlebih dahulu meminta izin Allah.
Iblis tidak bisa keluar masuk kehidupan kita sesuka hatinya.
Dan ketahuilah ini:
Apapun yang Allah izinkan terjadi dalam hidup Anda, Dia melakukannya untuk suatu tujuan.

Kadang kita bertanya-tanya mengapa Allah mengijinkan kesulitan terjadi dalam hidup kita.
Meski kita tak mengerti jalan pikiran-Nya, tapi satu yang kita tahu ialah Dia tidak akan memberikan kita pencobaan yang lebih besar dari kemampuan kita.
Dan ketika kita dicobai, pasti selalu ada jalan keluarnya.
____________________________________
Bacaan Alkitab Setahun :
Ayub 8-10; Kisah Para Rasul 8:26-40
____________________________________
Pencobaan-pencobaan yang Anda alami tidak akan melebihi kekuatan Anda, karena Dia selalu memberi jalan keluarnya.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie)
****************************************************

No. 35. Bacaan Alkitab : Hakim-Hakim 16
TUHAN BESERTAMU?

Tampilan cetak
Sabtu, 28 Juni 2014
Bacaan Alkitab : Hakim-Hakim 16
Simson di Gaza
(1) Pada suatu kali, ketika Simson pergi ke Gaza, dilihatnya di sana seorang perempuan sundal, lalu menghampiri dia. (2) Ketika diberitahukan kepada orang-orang Gaza: "Simson telah datang ke sini," maka mereka mengepung tempat itu dan siap menghadang dia semalam-malaman itu di pintu gerbang kota, tetapi semalam-malaman itu mereka tidak berbuat apa-apa, karena pikirnya: "Nanti pada waktu fajar kita akan membunuh dia." (3) Tetapi Simson tidur di situ sampai tengah malam. Pada waktu tengah malam bangunlah ia, dipegangnya kedua daun pintu gerbang kota itu dan kedua tiang pintu, dicabutnyalah semuanya beserta palangnya, diletakkannya di atas kedua bahunya, lalu semuanya itu diangkatnya ke puncak gunung yang berhadapan dengan Hebron.

Simson dan Delila

(4) Sesudah itu Simson jatuh cinta kepada seorang perempuan dari lembah Sorek yang namanya Delila. (5) Lalu datanglah raja-raja kota orang Filistin kepada perempuan itu sambil berkata: "Cobalah bujuk dia untuk mengetahui karena apakah kekuatannya demikian besar, dan dengan apakah kami dapat mengalahkan dia dan mengikat dia untuk menundukkannya. Maka kami masing-masing akan memberikan seribu seratus uang perak kepadamu." (6) Lalu berkatalah Delila kepada Simson: "Ceritakanlah kiranya kepadaku, karena apakah kekuatanmu demikian besar, dan dengan apakah engkau harus diikat untuk ditundukkan?" (7) Jawab Simson kepadanya: "Jika aku diikat dengan tujuh tali busur yang baru, yang belum kering, maka aku akan menjadi lemah dan menjadi seperti orang lain manapun juga." (8) Lalu raja-raja kota orang Filistin membawa tujuh tali busur yang baru yang belum kering kepada perempuan itu dan ia mengikat Simson dengan tali-tali itu, (9) sedang di kamarnya ada orang bersiap-siap. Kemudian berserulah perempuan itu kepadanya: "Orang-orang Filistin menyergap engkau, Simson!" Tetapi ia memutuskan tali-tali busur itu seperti tali rami yang terbakar putus, apabila kena api. Dan tidaklah ketahuan di mana duduk kekuatannya itu. (10) Kemudian berkatalah Delila kepada Simson: "Sesungguhnya engkau telah mempermain-mainkan dan membohongi aku. Sekarang ceritakanlah kiranya kepadaku dengan apa engkau dapat diikat." (11) Jawabnya kepadanya: "Jika aku diikat erat-erat dengan tali baru, yang belum terpakai untuk pekerjaan apapun, maka aku akan menjadi lemah dan menjadi seperti orang lain manapun juga." (12) Kemudian Delila mengambil tali baru, diikatnyalah dia dengan tali-tali itu dan berseru kepadanya: "Orang-orang Filistin menyergap engkau, Simson!" di kamar ada orang bersiap-siap tetapi tali-tali itu diputuskannya tanggal dari tangannya seperti benang saja. (13) Berkatalah Delila kepada Simson: "Sampai sekarang engkau telah mempermain-mainkan dan membohongi aku. Ceritakanlah kepadaku dengan apakah engkau dapat diikat." Jawabnya kepadanya: "Kalau engkau menenun ketujuh rambut jalinku bersama-sama dengan lungsin lalu mengokohkannya dengan patok, maka aku akan menjadi lemah dan menjadi seperti orang lain manapun juga." (14) Kemudian perempuan itu mengokohkan lagi tenunan itu dengan patok, lalu berserulah ia kepadanya: "Orang-orang Filistin menyergap engkau, Simson." Tetapi ketika ia terjaga dari tidurnya, disentaknya lepas patok tenunan dan lungsin itu. (15) Berkatalah perempuan itu kepadanya: "Bagaimana mungkin engkau berkata: Aku cinta kepadamu, padahal hatimu tidak tertuju kepadaku? Sekarang telah tiga kali engkau mempermain-mainkan aku dan tidak mau menceritakan kepadaku, karena apakah kekuatanmu demikian besar." (16) Lalu setelah perempuan itu berhari-hari merengek-rengek kepadanya dan terus mendesak-desak dia, ia tidak dapat lagi menahan hati, sehingga ia mau mati rasanya. (17) Maka diceritakannyalah kepadanya segala isi hatinya, katanya: "Kepalaku tidak pernah kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibuku aku ini seorang nazir Allah. Jika kepalaku dicukur, maka kekuatanku akan lenyap dari padaku, dan aku menjadi lemah dan sama seperti orang-orang lain." (18) Ketika dilihat Delila, bahwa segala isi hatinya telah diceritakannya kepadanya, disuruhnyalah memanggil raja-raja kota orang Filistin, katanya: "Sekali ini lagi datanglah ke mari, sebab ia telah menceritakan segala isi hatinya kepadaku." Lalu datanglah raja-raja kota orang Filistin itu kepadanya sambil membawa uang itu. (19) Sesudah itu dibujuknya Simson tidur di pangkuannya, lalu dipanggilnya seorang dan disuruhnya mencukur ketujuh rambut jalinnya, sehingga mulailah Simson ditundukkan oleh perempuan itu, sebab kekuatannya telah lenyap dari padanya. (20) Lalu berserulah perempuan itu: "Orang Filistin menyergap engkau, Simson!" Maka terjagalah ia dari tidurnya serta katanya: "Seperti yang sudah-sudah, aku akan bebas dan akan meronta lepas." Tetapi tidaklah diketahuinya, bahwa TUHAN telah meninggalkan dia. (21) Orang Filistin itu menangkap dia, mencungkil kedua matanya dan membawanya ke Gaza. Di situ ia dibelenggu dengan dua rantai tembaga dan pekerjaannya di penjara ialah menggiling. (22) Tetapi rambutnya mulai tumbuh pula sesudah dicukur.

Simson mati

(23) Sesudah itu berkumpullah raja-raja kota orang Filistin untuk mengadakan perayaan korban sembelihan yang besar kepada Dagon, allah mereka, dan untuk bersukaria; kata mereka: "Telah diserahkan oleh allah kita ke dalam tangan kita Simson, musuh kita." (24) Dan ketika orang banyak melihat Simson, mereka memuji allah mereka, sambil berseru: "Telah diserahkan oleh allah kita ke dalam tangan kita musuh kita, perusak tanah kita, dan yang membunuh banyak teman kita." (25) Ketika hati mereka riang gembira, berkatalah mereka: "Panggillah Simson untuk melawak bagi kita." Simson dipanggil dari penjara, lalu ia melawak di depan mereka, kemudian mereka menyuruh dia berdiri di antara tiang-tiang. (26) Berkatalah Simson kepada anak yang menuntun dia: "Lepaskan aku dan biarkanlah aku meraba-raba tiang-tiang penyangga rumah ini, supaya aku dapat bersandar padanya." (27) Adapun gedung itu penuh dengan laki-laki dan perempuan; segala raja kota orang Filistin ada di sana, dan di atas sotoh ada kira-kira tiga ribu orang laki-laki dan perempuan, yang menonton lawak Simson itu. (28) Berserulah Simson kepada TUHAN, katanya: "Ya Tuhan ALLAH, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat, sekali ini saja, ya Allah, supaya dengan satu pembalasan juga kubalaskan kedua mataku itu kepada orang Filistin." (29) Kemudian Simson merangkul kedua tiang yang paling tengah, penyangga rumah itu, lalu bertopang kepada tiang yang satu dengan tangan kanannya dan kepada tiang yang lain dengan tangan kirinya. (30) Berkatalah Simson: "Biarlah kiranya aku mati bersama-sama orang Filistin ini." Lalu membungkuklah ia sekuat-kuatnya, maka rubuhlah rumah itu menimpa raja-raja kota itu dan seluruh orang banyak yang ada di dalamnya. Yang mati dibunuhnya pada waktu matinya itu lebih banyak dari pada yang dibunuhnya pada waktu hidupnya. (31) Sesudah itu datanglah ke sana saudara-saudaranya dan seluruh keluarganya, mereka mengangkat dia dan membawanya dari sana, lalu menguburkannya di antara Zora dan Esytaol di dalam kubur Manoah, ayahnya. Dia memerintah sebagai hakim atas orang Israel dua puluh tahun lamanya.
----------------------------
Setahun : Mazmur 18-22
----------------------------
Nats : Lalu berserulah perempuan itu: "Orang Filistin menyergap engkau, Simson!" Maka terjagalah ia dari tidurnya serta katanya: "Seperti yang sudah-sudah, aku akan bebas dan akan meronta lepas." Tetapi tidaklah diketahuinya, bahwa TUHAN telah meninggalkan dia. (Hakim-hakim 16:20)
----------------------------
TUHAN BESERTAMU?
God bless you (GBU). Kata "sakti" ini seolah menjadi kata penutup wajib dalam SMS dan email orang Kristen. Orang yang menerimanya pun merasa terhibur dan dikuatkan. Namun, pernahkah Anda menyadari perkataan itu dapat menimbulkan rasa aman palsu? Kita merasa Tuhan senantiasa memberkati apa saja yang kita lakukan, padahal sebetulnya tidak demikian.

Rasa aman palsu ini membuat Simson hilang kewaspadaan. Ketika ia diberi kekuatan fisik yang luar biasa oleh Tuhan, rasa percaya dirinya melambung. Simson pun tidak lagi berusaha menjaga kekudusan hidup seksualnya. Ia berhubungan dengan pelacur (ay. 1), dan menjalin cinta dengan Delila, perempuan perayu yang gila harta (ay. 5). Kesuksesan melepaskan diri dari jerat berbahaya membuat Simson sembrono, tidak menjaga komitmen hidup selaku nazir Allah (lihat 13:5). Akibatnya sungguh tragis. Kedua matanya dicungkil, ia diperbudak (ay. 21), kemudian dijadikan lelucon (ay. 25), dan mati secara tragis (ay. 30). Simson gagal menjadi nazir yang memancarkan kemuliaan Allah.

Apakah Anda merasakan berkat dan penyertaan Tuhan dalam hidup Anda? Usaha, karier, dan pelayanan Anda berhasil? Anda adalah orang yang berprestasi? Berhati-hatilah agar Anda tidak menjadi congkak, lalu kehilangan kewaspadaan dan tergoda bermain-main dengan dosa dan pelanggaran. Apa pun kesuksesan yang Anda capai, ingatlah bahwa semua itu berkat kemurahan Allah, dan Anda dipanggil untuk mencerminkan kemuliaan-Nya melalui hidup Anda. --Heman Elia /Renungan Harian

UCAPKANLAH SYUKUR UNTUK KEBERHASILAN YANG TUHAN BERIKAN.
PANCARKANLAH KEMULIAAN TUHAN MELALUI KEBERHASILAN ITU.
****************************************************

No. 36. Bacaan Alkitab : Wahyu 12:12
Waktu Yang Singkat

CPG (Christian Pocket Guide).- Saturday, 28 June 2014
Waktu Yang Singkat
28 Juni 2014
Bacaan Hari ini:
Wahyu 12:12 "Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat."
--------------------------------------
Selama Perang Korea, para marinir di Kompi Baker Amerika Serikat mendapati diri mereka terputus hubungan dengan markas besar ketika pasukan musuh kian mendekat.
Selama beberapa jam, tidak ada kabar dari mereka.
Lalu satu sinyal lemah muncul.
Dengan bersusah payah mendengar, mereka akhirnya mendengar suara samar-samar di ujung radio, "Apakah Anda mendengar saya?"

"Ini Kompi Baker," jawabnya.

"Bagaimana situasi Anda?"

"Musuh ada di sebelah timur kami. Musuh ada di sebelah barat kami. Musuh ada di sebelah selatan dan utara kami..."
Tentara itu kemudian berhenti sejenak dan melanjutkan, "dan kami tidak akan membiarkan mereka lolos kali ini!"

Itulah sikap yang harus kita miliki ketika Iblis menyerang kita dari segala penjuru.
Seperti yang ditulis penafsir Alkitab, John Phillips, "Setan sekarang ini bak singa yang yang sedang dikurung, amat murka karena dibatasi kebebasannya. Ia mengebaskan dirinya dari debu tanah, mengacungkan tinjunya ke langit, dan membelalakkan matanya, dengan api kemarahan ia mencari cara untuk melampiaskan kebencian dan kedengkian pada umat manusia."

Iblis tidak ingin Anda tahu bahwa ia ditakdirkan untuk mati.
Wahyu 12:12 mengatakan, "Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat."
Ungkapan "geramnya yang dahsyat" diartikan sebagai ledakan amarah yang besar.
Ini lebih menggambarkan gejolak kemarahan emosional, ketimbang kemarahan rasional.

Ketahuilah, Iblis tahu bahwa Yesus Kristus akan datang kembali.
Dan hingga saat itu tiba, tujuannya adalah untuk melampiaskan malapetaka sebanyak mungkin kepada manusia.

Kadang sepertinya kemana pun kita melangkah selalu ada satu serangan.
Ada godaan.
Ada masalah.
Ada rintangan.
Tapi dengarlah:
Allah akan memberi kita kekuatan untuk menghadapinya.
____________________________________
Bacaan Alkitab Setahun :
Ayub 11-13; Kisah Para Rasul 9:1-21
____________________________________
Percaya kepada Allah maka Segala godaan, masalah, rintangan yang menyerang Anda, Dia yang akan memberi kekuatan sepenuhnya.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie)

****************************************************