13. Feb, 2017

02. BELAJAR MENGERTI BAGAIMANA TUHAN YESUS BEKERJA

02. BELAJAR MENGERTI BAGAIMANA TUHAN YESUS BEKERJA

13. Feb, 2017

01. MASIH BERANIKAH ANDA MENGELUH ATAS HIDUP ANDA : MASIH BERANIKAH ANDA BILANG TUHAN TIDAK ADA

01. MASIH BERANIKAH ANDA MENGELUH ATAS HIDUP ANDA : MASIH BERANIKAH ANDA BILANG TUHAN TIDAK ADA

11. Jun, 2016

Kiriman dari : Cici Bernadette Sukmawati

Kiriman dari : Cici Bernadette Sukmawati

Kiriman dari :
Cici Bernadette Sukmawati

***TEMPE SETENGAH JADI***(kisah nyata seorang ibu dari magelang)

Di suatu desa hiduplah seorg ibu penjual tempe.
Tak ada pekerjaan lain yg dpt dia lakukan sbg penyambung hidup.
Meski dmkian, nyaris tak pernah lahir keluhan dr bibirnya.
Ia jalani hidup dgn riang "Jika tempe ini yg nanti mengantarku ke surga, knp aku hrs menyesalinya...?"
Demikian dia selalu memaknai hidupnya.

Suatu pagi dia berkemas, mengambil keranjang bambu tmpt tempe.., dia berjalan ke dapur, diambilnya tempe2 yg dia letakkan di atas meja panjang.
Tapiii..., Deg! dadanya gemuruh.
Tempe yg akan di jual, ternyata blm jadi....😞

Msh berupa kacang kedelai, sbgn berderai, belum disatukan ikatan" putih kapas dari peragian.
Tempe itu msh hrs menunggu 1 hari lg utk jadi.
Tubuhnya lemas...😔
Dia bayangkan, hari ini pasti dia tdk akan mendapatkan uang utk makan, dan modal membeli kacang kedelai lagi.
Di tengah putus asa,terbersit harapan di benaknya.
Dia tau.., jika meminta kepada Tuhan, pasti tak akan ada yang mustahil.
Maka, ditengadahkan kepalanya, dia angkat tangan, dia baca doa...,
"Ya Tuhan, Engkau tahu kesulitanku.
Aku tahu Engkau pasti menyayangi hamba-Mu yang hina ini. Bantulah aku ya Tuhan jadikanlah kedelai ini menjadi tempe. Hanya kepada-Mu kuserahkan nasibku..."
Dalam hati.., dia percaya.., Tuhan akan mengabulkan doanya.
Dengan tenang, dia tekan dan mampatkan daun pembungkus tempe. Dia rasakan hangat yang menjalari daun itu. Proses peragian memang masih berlangsung...
Dadanya bergemuruh...
Dan pelan, dia buka daun pembungkus tempe.
Dan... dia kecewa.

Tempe itu masih belum juga berubah, belum menyatu oleh kapas" ragi putih. Tapi, dng memaksa senyum, dia berdiri.

🔹Dia percaya.., Tuhan pasti sedang "memproses" doanya. Dan tempe itu pasti akan jadi.
🔹Dia percaya.., Tuhan tdk akan menyengsarakan hambanya yang percaya.

Sambil meletakkan semua tempe setengah jadi itu ke dlm keranjang, dia berdoa lagi ; "Ya Tuhan, aku tau tak pernah ada yang mustahil bagi-Mu.
Engkau Maha Tahu, bahwa tak ada yang bisa aku lakukan selain berjualan tempe, Karena itu ya Tuhan jadikanlah...! Bantulah aku, kabulkan doaku..."

Sebelum mengunci pintu dan berjalan menuju pasar, dia buka lagi daun pembungkus tempe. Pasti telah jadi sekarang, batinnya.
Dengan berdebar, dia intip dari daun itu, dan... belum jadi. Kacang kedelai itu belum sepenuhnya memutih. Tak ada perubahan apa pun atas ragian kacang kedelai tsb.

"Keajaiban Tuhan akan datang... pasti..!" Percayalah...

Dia pun berjalan ke pasar...
Di sepanjang perjalanan itu, dia percaya..., "tangan" Tuhan tengah bekerja untuk mematangkan proses peragian atas tempe" nya.

Ber-kali" dia memanjatkan doa...
Ber-kali2 dia percaya bahwa Tuhan pasti mengabulkan doanya.
Sampai di pasar, di tmpt dia biasa berjualan, dia letakkan keranjang" itu...
"Pasti sekarang telah jadi tempe..", batinnya.
Dengan berdebar, dia buka daun pembungkus tempe itu, pelan".
Dan... dia terlonjak. Tempe itu masih tak ada perubahan.
Masih sama spt ketika pertama kali dia buka di dapur td.

Air mata pun menitiki keriput pipinya.
Kenapa doaku tidak dikabulkan...?
Kenapa tempe ini tidak jadi...?
Apakah Tuhan ingin aku menderita...?
Apa salahku...?
Demikian batinnya berkecamuk.
Dengan lemas, dia gelar tempe2 setengah jadi itu di atas plastik yg telah dia sediakan.
Tangannya lemas..., tak ada keyakinan akan ada yang mau membeli tempenya itu.
Dan dia tiba" merasa lapar... merasa sendirian...

"Tuhan telah meninggalkan aku..", batinnya. 😢
Air matanya kian menitik...
Terbayang esok dia tak dpt berjualan...
Esok diapun tak akan dpt makan.
Dilihatnya kesibukan pasar, orang yang lalu lalang, dan teman" sesama penjual tempe di sisi kanan dagangannya yang mulai berkemas.
Dianggukinya mereka yang pamit, karena tempenya telah laku.
Kesedihannya mulai memuncak.
Diingatnya, tak pernah dia mengalami kejadian ini.
Tak pernah tempenya tak jadi. Tangisnya kian keras,dia merasa cobaan itu terasa berat...
Di tengah kesedihan itu, sebuah tepukan menyinggahi pundaknya.
Dia memalingkan wajah, seorang perempuan, paro baya,tengah tersenyum, memandangnya...,
"Maaf Ibu, apa ibu punya tempe yang setengah jadi"...?
Capek saya sejak pagi mencari-cari di pasar ini, tak ada yang menjualnya. Ibu punya..?"
Penjual tempe itu bengong..Terkesima...
Tiba-tiba wajahnya pucat. Tanpa menjawab pertanyaan si ibu cantik tadi, dia cepat menadahkan tangan.
"Ya Tuhan, saat ini aku tidak ingin tempe itu jadi.
Jangan Engkau kabulkan doaku yang tadi.
Biarkan sajalah tempe itu seperti tadi, jangan jadikan tempe.."
Lalu segera dia mengambil tempenya. Tapi, setengah ragu, dia letakkan lagi. "jangan-jangan, sekarang sudah jadi tempe...??"
"Bagaimana Bu...? Apa ibu menjual tempe setengah jadi"..? tanya perempuan itu lagi.
Kepanikan melandanya lagi,"Duh Tuhan bagaimana ini...?
Tolonglah ya Tuhan, jng jadikan tempe ya"..? ucapnya berkali".
Dan dengan gemetar, dia buka pelan2 daun pembungkus tempe itu.
Dan apa yang dia lihat, sahabat...??
Di balik daun yang hangat itu, dia lihat tempe yang masih sama. Belum jadi..!

"PUJI TUHAN", pekiknya, tanpa sadar.
Segera dia angsurkan tempe itu kepada si pembeli.
Sembari membungkus, dia pun bertanya kepada si ibu ;
"Kok Ibu aneh ya, mencari tempe kok yang blm jadi"...?

"Oohh..., bukan begitu, Bu. Anak saya yang kuliah S2 di Seoul ingin sekali makan tempe asli buatan sini.
Nah, agar bisa sampai sana belum busuk, saya
pun mencari tempe yang belum jadi.
Jadi, saat saya bawa besok, sampai sana masih layak dimakan. Oh ya, jadi semuanya berapa, Bu...?

Saudaraku..., dlm kehidupan se-hari" kita acap berdoa, dan "memaksa" Tuhan memberikan apa yg menurut kita paling cocok utk kita.

Dan jika doa kita tdk dikabulkan, kita merasa diabaikan, merasa kecewa dan merasa ditinggalkan...
Padahal Tuhan paling tau apa yg paling cocok utk kita.
Bahwa semua rencananya adalah SEMPURNA...
Dan rencana Tuhan itu Indah Pada Waktunya
Tempe setengah jadi tsb tdk akan pernah dlm waktu singkat menjadi tempe, krn itu melawan takdir yg telah Tuhan tetapkan.

Ketahuilah...
Tugas kita sebagai manusia sederhana saja yaitu.... berusaha semaksimal mungkin, sebaik mungkin sesuai dgn firman Tuhan.
Bagian Tuhan akan menyempurnakan menjadi yg terbaik bagi kita,bagi org yg berharap dan percaya kepadaNya.👍Jlu all

7. Mei, 2016

Kiriman dari : Iwan Gumelar Wejangan alm. Bob Sadino (1933-2015)

Kiriman dari : Iwan Gumelar Wejangan alm. Bob Sadino (1933-2015)

Kiriman dari : Iwan Gumelar

Wejangan alm. Bob Sadino (1933-2015)

• Membawa selusin bodyguard bukan jaminan keamanan. Tapi rendah hati, ramah, dan tidak mencari musuh, itulah kunci keamanan.

• Obat dan vitamin bukan jaminan hidup sehat. Jaga ucapan, jaga hati, istirahat cukup, makan dengan gizi seimbang dan olahraga yang teratur, itulah kunci hidup sehat.

• Rumah mewah bukan jaminan keluarga bahagia. Saling mengasihi, menghormati, dan memaafkan, itulah kunci keluarga bahagia.

• Gaji tinggi bukan jaminan kepuasan hidup. Bersyukur, berbagi, dan saling menyayangi, itulah kunci kepuasan hidup.

• Kaya raya bukan jaminan hidup terhormat. Tapi jujur, sopan, murah hati, dan menghargai sesama, itulah kunci hidup terhormat.

• Hidup berfoya-foya bukan jaminan banyak sahabat. Tapi setia kawan, bijaksana, mau menghargai, menerima teman apa adanya dan suka menolong, itulah kunci banyak sahabat.

• Kosmetik bukan jaminan kecantikan. Tapi semangat, kasih, ceria, ramah, dan senyuman, itulah kunci kecantikan.

• Satpam dan tembok rumah yang kokoh bukan jaminan hidup tenang. Hati yang damai, kasih dan tiada kebencian itulah kunci ketenangan dan rasa aman.

• Hidup kita itu sebaiknya ibarat “bulan & matahari”—dilihat orang atau tidak, ia tetap bersinar. Dihargai orang atau tidak, ia tetap menerangi. Diterimakasihi atau tidak, ia tetap “berbagi”.

• Jika Anda bilang Anda susah, banyak orang yang lebih susah dari Anda. Jika Anda bilang Anda kaya, banyak orang yang lebih kaya dari Anda. Di atas langit, masih ada langit. Suami, istri, anak, jabatan, harta adalah "titipan sementara". Itulah kehidupan.

• Nikmatilah hidup selama Anda masih memilikinya dan terus belajar untuk bersyukur dengan keadaanmu! Karena Anda tidak akan tahu kapan Sang Pemilik Raga akan datang dan mengatakan pada Anda, “Ini saatnya pulang!”—memaksa Anda meninggalkan apa pun yang Anda cintai, dan Anda banggakan, serta sombongkan.

Luar biasa!! Semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita semua!
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

7. Mei, 2016

*Kisah Sebuah Jam*. Kiriman Julie Lie

*Kisah Sebuah Jam*. Kiriman Julie Lie

*Kisah Sebuah Jam*

Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. “Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali selama setahun?” “Ha?,” kata jam terperanjat, “Mana sanggup saya?”

“Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?” “Delapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?” jawab jam penuh keraguan.

“Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?” “Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu” tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.

Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam. “Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?” “Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!” kata jam dengan penuh antusias.

Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali.

Renungan :
Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang begitu terasa berat. Namun sebenarnya kalau kita sudah menjalankannya, kita ternyata mampu. Bahkan yang semula kita anggap impossible untuk dilakukan sekalipun.

Jangan berkata “tidak” sebelum Anda pernah mencobanya

-Kisah Motivasi-