7. Nov, 2014

Kiriman dari : Ningrum Suparmin

Kiriman dari : Ningrum Suparmin

Alkisah, seekor ular memasuki gudang tempat kerja tukang kayu di sore hari. Kebiasaan si tukang kayu, membiarkan sebagian peralatan kerjanya masih berserakan dan tidak merapikannya.

Nah ketika ular itu berjalan kesana kemari di dalam gudang, tanpa sengaja ia merayap di atas gergaji.

Tajamnya mata gergaji, menyebabkan perut ular terluka. Tapi ular beranggapan gergaji itu menyerangnya.

Ia pun membalas dengan mematuk gergaji itu berkali-kali.

Serangan itu menyebabkan luka parah di bagian mulutnya.

Marah & putus asa, ular berusaha mengerahkan kemampuan terakhirnya untuk mengalahkan musuhnya.

Ia pun membelit kuat gergaji itu. Maka tubuhnya terluka amat parah dan akhirnya ia pun mati..

Kadangkala, di saat kita marah, kita ingin melukai orang lain. Tapi sesungguhnya tanpa disadari, yang dilukai adalah diri kita sendiri.

Mengapa? Karena perkataan dan perbuatan di saat marah adalah perkataan dan perbuatan yang biasanya akan kita sesali di kemudian hari..

Mari, kita sama-sama belajar untuk tidak marah (atau setidaknya mampu meredakan marah) terhadap situasi buruk yang mungkin kita alami.  
"Apabila kita menjadi marah, janganlah kita berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu

∫έ|∂♏∂τ Þ∂Ği

9. Okt, 2014

Kiriman dari : Ningrum Suparmin

Kiriman dari : Ningrum Suparmin

Setiap malam ada seorang anak laki-laki yang selalu duduk di sebelah toko roti. Ketika pemilik toko hendak menutupnya, anak itu selalu mendapatkan satu potong roti. Pemilik toko pun menjadi heran karena anak itu selalu menunggu di sebelah toko mulai jam 5 sore, sedangnya toko roti tutup jam 10 malam.

Anak itu bangkit dan segera meninggalkan toko roti, namun kakinya tersandung batu dan roti di tangannya terlempar hingga digigit oleh anjing. Anak itu memungutnya lalu meneruskan perjalanannya. Pemilik toko mengikutinya hingga ke sebuah gubuk kecil. Dilihatnya laki-laki tua terbaring di sana dan anak itu menyuapkan sepotong roti kepada laki-laki tua itu.

“Kenapa kau tak bilang padaku jika sepotong roti itu begitu penting?”

“Saya hanya tidak mau membuat Tuan merugi lebih banyak. Lebih baik saya mendapatkannya dengan penuh kerelaan dari dalam hati Tuan.”

Terkadang kita masih terlalu berat untuk memberi dan lebih memberikan jika ada “sisa”. Kita menjadi tidak peduli dengan seberapa besar kebutuhan orang lain. Yang ada di pikiran kita adalah kita sudah memberi walau hanya sedikit.

Bukan itu yang Tuhan inginkan dalam kehidupan. Tuhan tidak ingin kita mengasihi orang lain dengan sisa-sisa dari kehidupan kita. Tuhan ingin kita bisa mengasihi orang lain dengan cara memberi sesuai dengan ketulusan hati kita. Ketika kita masih memiliki rasa “tidak rela”, itu sama halnya kita masih belum bisa untuk mengasihi.
Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu.

.  oº°˚˚°º.             
  \=))_ "̮  .  
  ((              "̮  
_!!_......ŝ'Ɩäª♍äªţ Ƥäªƍĭέ̯̯͡͡ 

∫έ|∂♏∂τ BerBagi Sahabat.....

2. Okt, 2014

Kiriman dari : Ningrum Suparmin

Kiriman dari : Ningrum Suparmin Berawal dari Kegagalan Pagi itu di sebuah toko alat kesehatan, ada seorang pemuda ingin melamar sebagai officeboy di sana. Setelah melalui berbagai macam tes, maka pemuda itu lolos hingga tahap akhir. Tes terakhir adalah tentang kesehatan. “Apakah gigimu berlobang?” “Iya dan belum sempat pergi ke dokter gigi.” “Maaf, anda tidak lolos tes.” Hati pemuda itu sangat hancur dan dia memutuskan untuk pulang ke kampung. Dia lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan bermain bersama anak-anak kecil. Dia senang sekali membuat mainan kayu untuk anak-anak itu. Karena mainan kayu itu sangat digemari oleh anak-anak di kampungnya, dia pun memiliki ide untuk membuat lebih banyak dan menjualnya ke kampung sebelah. Dia pun mulai memiliki modal dari penjualan itu. Setelah beberapa tahun, pemuda ini menjadi pengusaha sukses dan mempunyai pabrik mainan sendiri. Di tengah kesibukannya, telepon di ruang kerjanya berbunyi. Ternyata ada salah satu sales alat-alat kesehatan sedang menawarkan sebuah produk pada pemuda itu. “Pak, saya ingin menawarkan sebuah alat kesehatan kepada anda. Ini adalah alat untuk menjaga kesehatan gigi anda. Menurut anda, seberapa penting kesehatan gigi itu?” “Jika dulu saya memiliki gigi yang sehat, maka saya sampai saat ini pasti hanya akan menjadi seorang officeboy di tempatmu bekerja.” Kegagalan memang menyakitkan, namun ketika kita bisa memahami rencana Tuhan dalam hidup kita, maka kita akan mengetahui bahwa Tuhan telah menyiapkan berkat yang luar biasa. Semua itu tergantung bagaimana cara kita untuk bersikap ketika kegagalan itu menghampiri kehidupan kita. . oº°˚˚°º. \=))_ "̮ . (( "̮ _!!_......ŝ'Ɩäª♍äªţ Ƥäªƍĭέ̯̯͡͡ Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT
26. Sep, 2014

Kiriman dari : Ningrum Suparmin


Kiriman dari: Ningrum Suparmin

Seorang anak MENGELUH pada ayahnya, “Aku CAPEK, sangat CAPEK. Aku belajar mati-matian sedang temanku dengan enaknya MENYONTEK. Aku mau MENYONTEK saja!

Aku CAPEK karena aku harus terus MEMBANTU ibu, sedang temanku punya pembantu!

Aku CAPEK karena aku harus MENABUNG, sedang temanku bisa terus jajan tanpa hαrцs MENABUNG!

Aku CAPEK karena harus MENJAGA LIDAHku, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku SAKIT HATI!

Aku CAPEK ayah.., aku CAPEK menahan diri… Mereka terlihat SENANG, aku ingin BERSIKAP seperti mereka ayah! ..” sang anak mulai MENANGIS.

Sang ayah hanya TERSENYUM dan mengelus kepala anaknya, ”Anakku, ayo IKUT ayah”.

Mereka menyusuri jalan yang JELEK, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang.

”Ayah, mau kemana kita? Aku TIDAK SUKA jalan... Lihat sepatuku jadi KOTOR, kakiku LUKA karena tertusuk duri. Badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun SUSAH karena banyak ilalang... Aku BENCI jalan ini ayah!” Anaknya terus MENGELUH.

Akhirnya mereka sampai di sebuah telaga yang sangat INDAH, airnya sangat SEGAR, ada banyak kupu-kupu, bunga-bunga yang CANTIK, dan pepohonan RINDANG.

“Wah... Tempat apa ini ayah? Aku SUKA tempat ini!”

“KEMARILAH anakku, ayo duduk di samping ayah”.

”Anakku.., Tahukah kamu mengapa di sini begitu SEPI padahal AMAT INDAH?”

”Itu karena orang TIDAK MAU menyusuri jalan yang JELEK, padahal mereka TAHU ada telaga di sini. Mereka hanya KURANG SABAR dalam menyusuri jalan ini."

”Anakku.., butuh KESABARAN dalam BELAJAR, butuh KESABARAN dalam bersikap BAIK, butuh KESABARAN dalam KEJUJURAN, butuh KESABARAN dalam setiap KEBAIKAN agar kita mendapat KEMENANGAN.”

"Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota."
HIDUP adalah PERJUANGAN untuk MENGENDALIKAN dan MENGALAHKAN DIRI.

∫έ|∂♏∂τ  MENJALANI HIDUP DENGAN PENUH KESABARAN ..,

∫έ|∂♏∂τ ~O) Pά̲̣̣̣G̲̣̣̣̥ɪ̣̝̇ ~O)
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

14. Sep, 2014

Kiriman dari : Ningrum Suparmin


Kiriman dari : Ningrum Suparmin

Selasa, 9 September  2014
Mila terbangun dari tidurnya. Dia membuka jendela untuk kemudian mengamati kebun bunganya. Mila melihat ada tetesan embun yang kemudian jatuh ke tanah dan menghilang. Itulah yang selalu ia amati tiap pagi. Rupanya sang ibu mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh anaknya.

“Kau sedang mengamati tetesan-tetesan embun itu, Mila?”

“Iya, Bu. Setiap tetes yang jatuh akan mengilang.”

“Setiap tetes yang terjatuh ke tanah itu sangat berarti. Embun akan berubah menjadi air yang kemudian diserap oleh akar untuk pertumbuhan dari bunga-bunga itu sendiri. Sama seperti harapan yang Tuhan beri setiap pagi. Harapan itu tidak akan pernah hilang, melainkan akan berubah bentuk menjadi usaha dan doa yang kemudian akan membuat  kita bertumbuh serta menjadi berkat bagi hidup kita.”

Harapan itu terkadang tak banyak orang yang dapat merasakannya. Bagi sebagian orang, mujizat itu berada begitu jauh dari kehidupan mereka. Ketika manusia tidak bisa melihat harapan, maka sesungguhnya keimanan yang mereka miliki sudah pudar.

Janganlah hidup dengan kehampaan,  tanpa iman dan juga harapan. Iman itupun akan muncul dan bertumbuh, serta harapan  akan semakin dinyatakan dalam hidup kita dan d perbaharui dari hari ke hari

∫έ|∂♏∂τ Þ∂Ği 

∫έ|∂♏∂τ BerPengharapan......

Rabu, 10 September 2014
Dalam sebuah kamar keluarga, terbaring seorang wanita yang lemah. Tampaknya sedang mengalami sakit parah sehingga dokter tak mampu menyembuhkannya. Pada saat-saat terakhir wanita itu menyuruh suaminya untuk mengambil sebuah kotak kardus yang selama ini selalu disembunyikannya. Dibukanya kotak kardus itu dan terdapat dua buah jepit merah jambu serta uang sepuluh dollar.

“Mengapa kau menyimpang dua buah jepit ini selama puluhan tahun? Dan dari mana asalnya uang-uang ini?”

“Aku selalu membuat satu jepit, sehabis kau marah kepadaku. Aku hanya tak ingin hubungan rumah tangga ini hancur ketika aku berbalik marah padamu. Aku lebih memilih untuk melampiaskan amarahku pada jepit-jepit yang kubuat hingga aku bisa menerima dan memaafkanmu. Dan uang itu adalah hasil dari penjualan jepit.”

Kita bisa belajar sesuatu dari cerita di atas, bahwa ketika kita membalas amarah dengan amarah, maka hanya perpecahan yang akan kita dapatkan. Lebih baik bersabar dan mengalihkan amarah itu pada hal-hal yang lebih positif.

Kasih itu adalah pengorbanan. Kasih itu tidak akan pernah melawan ketika orang lain menyakiti, namun kasih akan tetap memaafkan apapun kondisinya. Jangan ragu untuk mengasihi kita itu bisa menjaga hubungan dalam keluarga.

.  oº°˚˚°º.             
  \=))_ "̮  .  
  ((              "̮  
_!!_......ŝ'Ɩäª♍äªţ Ƥäªƍĭέ̯̯͡͡
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT